Ngawi||Analisajatim.id– proyek dikementrian agama Republik Indonesia yang dikerjakan PU dan permukiman rakyat yang dilaksanakan oleh pihak rekanan pada rehabilitasi di sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri atau MIN Gelung kecamata Paron kementrian agama kabupaten Ngawi jawa-timur terkesan Amburadul.
Setidaknya hal itu terungkap pada hasil investigasi yang dilakukan oleh awak media dan tim dilapangan, Selasa 20/2/24, proyek tahun 2023 dengan nilai hampir 4 Milyar lebih tenggang waktu 294 hari kerja kalender, dikerjakan oleh PT. Paramitra multi perkasa ditemukan beberapa kejanggalan diantaranya, pengadukan matrial semen dan pasir menggunakan cangkul,atau tidak menggunakan molen, para pekerja banyak yang tidak menggunakan K3 (keselamatan dan kesehatan kerja ), sesuai UU No.1 tahun 1970 dan Permenkes No.5 tahun 1996.
Tidak hanya itu saja, dilokasi proyek tidak diketemukan bener K3, bendera, dan rambu-rambu keselamatan, sekat pembatas proyekpun tidak ada, juga banyak pekerja tidak menggunakan alat kesehatan kerja, seperti helm, sepatu boot,hingga rompi,sehingga rentan terjadinya kecelakaan akibat bahan matrial yang berceceran dilokasi.
Lebih mengherankan proyek yang bersekala nasional itu, direksi qit nya numpang di salah satu ruang kelas, dengan tidak memasang RAB dan gambar,sebagai bentuk tranparansi publik.
Agung pelaksana proyek, ketika dikonfirmasi, berdalih bahwa bener dan bendera K3, Rab dan gambar,belum dipasang, ” sudah kita siapkan sebenarnya, sedang untuk adukan menggunakan cangkul ini kan rehabilitasi jadi tidak perlu menggunakan molen,” kelitnya.
Namun ketika dikejar banyak pertanyaan, terkait kenapa tidak mengindahkan aturan atau prosedur yang ditetapkan, padahal proyek sudah berjalan beberapa bulan, Agung tidak bisa banyak menjawab dengan jelas.
Disisi lain konsultan pengawasYoga yang berada disitu, menyatakan bahwa sebenarnya dari pihaknya sudah tidak kurang – kurang mengingatkan pada rekanan, ” pokoknya sudah kita tegur dan kita tulis dibuku, nanti kalau ada apa- apa biar ditanggung sendiri,” ujarnya.
Yudi salah satu pemerhati kontruksi proyek di Ngawi menyatakan, bahwa sebenarnya kurang layak proyek sekelas Nasional dengan anggaran Miyaran Rupiah seperti itu, ” pada teknis penyambungan gavalunpun ada kejanggalan, asal sambung saja tidak memperhatikan standart yang benar, makanya akan kita ikuti terus progres demi progres, untuk nantinya jadi alat bukti buat di ujikan pada pihak terkait. ( Budi )