Ngawi | Analisa jatim.id, – Tahun anggaran 2024, pemerintah lewat dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten Ngawi Jawa – timur, menggerojok anggaran dana alokasi khusus ( DAK ) dibeberapa SMPN dengan nilai ratusan bahkan ada yang sampai Milyaran Rupiah, pasti dengan harapan bisa tepat mutu, waktu, dan tepat guna, namun faktanya dari hasil investigasi awak media dan tim mulai tanggal 14 Agustus sampai 6 September 2024 dibebepa sekolah, DAK yang diperuntukan untuk pembangunan dan rehabilitasi gedung sekolah itu dalam pengerjaanya ditemui banyak kejanggalan – kejanggalan.
Contoh di SMPN wilayah kecamatan Padas, tidak adanya konsultan pengawas yang berada di lokasi proyek. Diketemukan juga bahan material kayu usuk dengan kondisi basah, masih banyak kulitnya, dan ukuran gelos – gelos. Lebih mengerikan lagi komponen adukan semen dan pasir, dengan komposisi 1/2 sak semen dalam 1 molen, itupun masih ditambahi terus pasir ketika adukan sudah dituangkan.
Di SMPN kecamatan Karangjati proyek dengan nilai 3,3 Milyar Rupiah lebih dikerjakan oleh CV. Sapta Jaya tersebut, pengawas juga tidak ada, malah ditunggui oleh pihak Bank,” yang duduk itu pegawai Bank, bukan pengawas,” kata mandor dilokasi proyek, …/9/24. pun proyek yang sedemikan besar tidak diketemukan direksi kit, maupun Rab nya, sedang dalam gambar tercantum penyedia jasa perencana adalah CV Limaran.
Lebih mirisnya proyek besar disekolah itu tidak ada sekat pengaman proyek, sehingga material yang berserakan seperti besi, pecahan batu, dan material lainya membahayakan bagi murid dan guru yang berlalu – lalang beraktifitas pada jam belajar.Sang mandor pun terlihat sangat reaktif dengan memfoto awak media ketika melakukan tugas jurnalistik sebagai kontrol sosial.
Sedang di SMPN kecamatan Ngrambe, dijumpai tidak ada pengawas proyek, tidak ada papan nama, tidak ada direksi kit, tidak ada RAB dan gambar, tidak ada sekat, bahan material kayu usuk kondisi basah terlihat seperti baru ditebang, dengan masih ada kulit pohon yang menempel, juga ukuran banyak yang gelos.
Untuk proyek DAK SMPN didalam kota, setali tiga uang tidak dijumpai pengawas, tidak ada direksi kit,RAB dan gambar.
Hal itu memicu komplain dari kepala sekolah setempat, ” parah ini, pengerjaanya, RAB tidak dikasih, cuma dikasih gambar, itupun kalau tidak saya minta tidak dikasihkan. Saya mau sambungan antar lantai dak itu rapi, sehingga dari segi estetika dan efesiensi ruangan masuk, la ini banyak dikasih tiang – tiang penyangga, terlihat gak enak dipandang mata, dan memakan tempat. Perencanaannya gak gak pinter itu, jujur kita sebagai pemakai kecewa berat, kecewa berat !!, ” kata KS senior itu seraya membanting jilidan kertas tebal yang berisi gambar bangunan proyek diatas meja kerjanya dengan roman muka memerah Jum,at 6/9/24.
Menanggapi hal tersebut Zainal Fanani selaku kuasa pengguna anggaran ( KPA ) ketika ditemui diruang kerjanya berkomentar singkat,” iya akan kami tindak lanjuti ( TL), trimakasih sudah dibantu mengawasi, karena jelas kami tidak mempunyai waktu dan tenaga yang cukup untuk mengawasinya. Bersambung ( Bd )