MOJOKERTO|Analisajatim.id, – Prof. Dr. K.H. Asep Saifuddin Chalim ayah dari Bupati Mojokerto Muhamad Al Barra, menggelar konferensi pers terkait program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto, Barra-Rizal.
Konferensi pers yang berlangsung di Guest House UAC, Desa Bendunganjati, Kecamatan Pacet, Mojokerto, pada Kamis (13/3/2025) ini juga membahas perpecahan dalam organisasi kepala desa di Kabupaten Mojokerto.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Asep menegaskan pentingnya dukungan dari semua pihak agar program yang telah dirancang dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Dalam pernyataannya, Kiai Asep menegaskan bahwa visi Barra-Rizal adalah mewujudkan Mojokerto yang maju, adil, dan makmur demi kesejahteraan serta tegaknya keadilan. “ini adalah tanggung jawab kita semua dalam mengisi kemerdekaan,” ujar Kiai Asep.
Ia juga menegaskan bahwa korupsi, jual beli jabatan, dan fee proyek harus diberantas di seluruh lapisan pemerintahan Kabupaten Mojokerto. “saya yang membiayai Pilkada, tetapi tidak ada niatan untuk mengambil kembali uang tersebut. Saya hanya ingin Mojokerto lebih maju, adil, dan makmur serta menjadi mercusuar Indonesia,” tegasnya.
Sebagai bentuk komitmen terhadap pemerintahan yang bersih, Kiai Asep menegaskan tidak akan mendirikan perusahaan ( PT) untuk memperoleh proyek dari pemerintah daerah.
” jika ada pihak yang mengatasnamakan kami, untuk jual beli jabatan atau hal negatif lainnya itu bukan dari bagian timnya. Dalam waktu dekat, saya akan mensosialisasikan bahwa fee proyek tidak boleh ada dan semua proyek harus transparan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia meminta agar panitia lelang atau Pokja harus bersih dari intervensi dan bekerja secara profesional demi pelayanan masyarakat, dalam kesempatan tersebut, Kiai Asep juga menyerukan agar para kepala desa di Mojokerto bersatu dan mendukung program pemerintah daerah. Ia mengingatkan agar tidak terpengaruh oleh provokator yang berupaya memecah belah.
“Jangan mengikuti provokator yang mengajak perpecahan. Siapapun yang mengajak perpecahan berarti provokator. Dengan bersatu, cita-cita luhur untuk Indonesia yang maju, adil, dan makmur bisa terwujud,” tegasnya.
Kiai Asep juga menyoroti ketidakhadiran Pengurus Paguyuban Kepala Desa (PKD) di Kecamatan Trawas dan Dawarblandong dalam pelantikan PKD Kabupaten Mojokerto. Ia meminta mereka segera bersatu dan bergabung dengan PKD agar tidak disebut sebagai provokator.
“Saya ingin mereka menemui saya, dan PKD akan mengakomodir mereka. Jika masih ada provokasi, saya akan melaporkan hal ini kepada pihak keamanan,” tambahnya.
Sementara itu, Drs. Hariyono Msi, menjelaskan beberapa program unggulan 100 hari kerja Barra-Rizal, antara lain:Pemindahan Kantor Pemkab Mojokerto ke wilayah Kabupaten Mojokerto, fasilitas kesehatan dengan sistem cukup menunjukkan KTP bagi warga yang kepesertaan BPJS-nya nonaktif.
Kenaikan insentif guru TPQ dari Rp 600 ribu menjadi Rp 1,2 juta. Program bedah rumah bagi masyarakat kurang mampu. Selain itu, terkait efisiensi anggaran, Hariyono mengungkapkan bahwa Gus Barra telah bertemu dengan investor asal Singapura yang berencana berinvestasi sebesar 60 juta USD di Kabupaten Mojokerto.
“Gus Barra telah meminta agar tenaga kerja yang digunakan berasal dari Kabupaten Mojokerto, dan investor Singapura setuju. Dengan demikian, akan ada lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat Mojokerto,” ungkapnya
Tampak hadir mendampingi kiai Asep konferensi pers , Ketua Tim Pemenangan Mubarok, H. Suwandy Firdaus, SH MHum, Sekretaris Tim Pemenangan Mubarok, Sujadmiko, Timses Mubarok. (Mb.Dian)



