Analisajatim.id | Blora— Karni (57), seorang perempuan asal Desa Tempuran yang sudah beberapa tahun belakangan ini tinggal di Desa Purwosari, Kecamatan Blora Kota. Dia merupakan salah satu dari 1.048 orang yang diambil sumpah janji oleh Bupati Blora Arief Rohman pada pelantikan pegawai PPPK formasi tahun 2024 tahap I Selasa, (29/4) lalu.
Ia merupakan mantan atlet dayung yang pernah mengharumkan nama Blora, Jawa Tengah, bahkan Indonesia di kancah internasional itu, mengaku cukup berliku perjuangannya untuk bisa diangkat menjadi ASN di lingkungan Pemkab Blora.
Wanita yang saat ini sudah dikaruniai satu cucu itu mengaku, dirinya sangat bersyukur akhirnya ikut diangkat sebagai tenaga P3K di Lingkungan Pemkab Blora. Yakni, karyawan P3K di lingkungan Dinporabudpar Blora, Kamis (1/5/2025).
Disinggung soal masa pengabdiannya ke pemerintah sebagai tenaga P3K yang hanya tinggal satu tahun? Karni menyatakan tidak masalah, karena masih ada beberapa teman di profesinya justru tidak bisa menjadi karyawan P3K.
”Ndak masalah. Saya sangat bersyukur, dan memang ini sudah diatur Tuhan bahwa saya diangkat menjadi pegawai disaat usia saya sudah 57 tahun lebih 4 bulan ini,” tandasnya.
Secara khusus, Wanita yang mulai terjun di bidang olahraga dayung sejak 1988 itu, mengucapkan terimakasih kepada Bupati Arief Rohman atas prakarsanya sehingga dirinya bisa dilantik menjadi tenaga P3K.
”Terimakasih Pak Arief atas semuanya. Saya sangat bersyukur bisa diangkat menjadi tenaga P3K. Mohon maaf kalau selama ini saya ada salah,” ungkap Karni yang mengaku sempat dikunjungi Arief Rohman di tahun 2016, dimana saat itu masih menjadi Wakil Bupati Blora.
Atlet Berprestasi
Karni yang hanya berijazah SD itu menuturkan, pada awalnya tidak pernah berpikir jika suatu saat, tepatnya di tahun 1998 diberi kesempatan untuk mengabdi di Pemkab Blora. Karena waktu itu, dia hanya tertarik ikut bergabung menjadi atlet dayung yang latihannya di Waduk Tempuran.
Karyawati P3K di lingkungan Dinporabudpar yang sudah cukup lama mengemban tugas kebersihan di lingkungan Tirtonadi itu, masih ingat betul saat dilatih oleh pelatih Dayung Sukiman.
Pertama kali mengikuti lomba dayung mewakili Jawa Tengah di helatan PON, di tahun 1989 dan 1990.
Hanya saja dimungkinkan masih perlu jam terbang, belum berhasil memperoleh medali. Tak pernah patah arang, melainkan terus giat berlatih dibawah arahan pelatih Sukiman (almarhum) di tahun berikutnya wanita yang sudah berumur itu berhasil memperoleh medali perunggu di ajang PON.
Seiring terus giat berlatih, dia terpilih dan dipanggil untuk mengikuti Sea Games di tahun 1996/1997 dan Indonesia meraih 3 medali emas dan 1 perak. Berkat prestasi ini, Karni sempat mendapat penghargaan dari pemerintah, di perolehan medali perak mendapat penghargaan Rp 500.000 sementara di perolehan 3 medali Emas, dirinya memperoleh Rp 15 juta.
Prestasinya tidak berhenti disini. Karni dan sejumlah atlet dayung lainnya, di tahun 1997 mengikuti kejuaraan dayung tingkat dunia di Hongkong. Dan hasilnya luar biasa, di kelas perahu Dragon dia dan kawan-kawan berhasil memperoleh 3 medali emas dan 1 perak. Hingga akhirnya dia tidak aktif lagi di atlet dayung tahun 2012.
Nenek dengan satu cucu itu, masih ingat betul atas prestasi yang diraih saat menjadi atlet dayung itu, dia akhirnya ditarik menjadi tenaga honorer di Pemkab Blora ( saat ini Setda Blora). Hanya selang dua sampai tiga bulan, dipindah tugaskan sebagai tenaga honorer bidang kebersihan di lingkungan Kantor Pariwisata (saat ini Dinporabudpar).
Tugas pertamanya adalah sebagai tenaga kebersihan di lingkungan Sayuran, yang waktu itu menjaadi salah satu lokasi wisata karena ada kolam renangnya. Sekitar 3 tahun, ia menjadi tenaga kebersihan di Sayuran, setelah itu dipindahkan ke lingkungan Taman Sarbini. Dan mulai tahun 2013 hingga saat ini bertugas sebagai tenaga kebersihan di Tirtonadi.
Perjuangannya untuk bisa diangkat menjadi tenaga P3K di lingkungan Pemkab Blora ternyata cukup berliku. Meski harus menunggu 27 tahun, yang namanya rejeki tampaknya tidak akan lari kemana. Sehubungan dengan adanya program dari pemerintah untuk mengangkat tenaga P3K selain PNS, di tahun 2025 ini dia akhirnya diangkat menjadi tenaga P3K.
Kesempatan emas untuk menjadi abdi negara sebenarnya pernah diperolehnya di tahun 2008. Hanya saja, dia harus membuang jauh angan-angan itu manakala dirinya belum atau tidak mengantongi ijazah selembar pun, meski ijazah SD.
Tak patah arang, dengan harapan suatu saat akan ada pengangkatan PNS lagi, Karni mengikuti kursus dan berhasil mengantongi ijazah SD. Apa yang diharapkan akhirnya tiba, di tahun 2010 kembali ada lowongan pengisian PNS, dan ijazah SD yang telah dipunyai itu digunakan untuk mengadu peruntungan.
Hanya, lagi-lagi rejeki belum berpihak pada dirinya. Di tahun 2010, dia mengikuti tes PNS namun gagal.
Kegagalan untuk menjadi abdi negara untuk kedua kalinya itu, tidak lantas membuat dirinya nglokro atau patah arang. Dengan memegang prinsip rejeki sudah ada yang mengatur, Karni tetap setiap mengabdi kepada negara, sebagai tenaga kebersihan di Dinporabudpar Blora.
Jodo, Rejeki dan Pati memang sepenuhya Allah yang empunya. Hingga akhirnya kesempatan untuk diangkat menjadi pegawai, meski P3K akhirnya datang, di masa pemerintahannya Arief Rohman. Seperti beberapa rekan lainnya, dia mengikuti tes penerimaan pegawai P3K di Semarang.
Hingga akhirnya dinyatakan lolos sebagai tenaga P3K di lingkungan Pemkab Blora, dan dilantik oleh Bupati Blora, Arief Rohman, Selasa (29/4/2025), bersama sekitar 1.047 pegawai PPPK lainnya.
Berharap adanya nikmat lain dari Allah yang lebih banyak, Karni menyatakan bahwa dirinya sangat bersyukur dengan status yang disandangnya saat ini, yakni sebagai karyawan P3K yang bertugas sebagai tenaga kebersihan di lingkungan Tirtonadi.
”Saya harus bersyukur meski hanya sekitar 1 tahun lagi pensiun. Sekali lagi terimakasih Pak Bupati Arief. Mohon maaf kalau selama ini saya ada salah,” tutur Karni mengakhiri kisah perjuangannya untuk menjadi pegawai P3K di lingkungan Pemkab Blora.
Ditanya suka duka sebagai tenaga kebersihan di lingkungan Tirtonadi ? ”Kalau yang cerita duka tidak usah diungkapkan lah. Yang senang-senang saja, toh selama saya membersihkan lingkungan Tirtonadi ini enjoy saja. Bisa bergaul dengan banyak orang dan mendapatkan banyak pengetahuan,” pungkasnya. (**/Jay)



