LAMONGAN|Analisajatim.id, – Perkemahan Pramuka tingkat Kecamatan Karanggeneng resmi digelar di Bumi Perkemahan Desa Kawistolegi, Selasa (12/8/2025) pukul 15.30 WIB.
Kegiatan tiga hari hingga Kamis (14/8/2025) ini diikuti 22 regu dari SMP/MTs se-Karanggeneng, menawarkan rangkaian agenda pembelajaran dan pembinaan karakter yang menarik.
Upacara pembukaan dipimpin Kak Waji Rindra, M.Pd., Kepala Pusdiklat Pramuka Kabupaten Lamongan, dengan dihadiri Muspika, termasuk Camat Karanggeneng Dian Sukmana S.STP, M.Si., Sekcam Budiono, S.H., MM., Kapolsek Karanggeneng IPTU Sofian Ali, S.H., perwakilan Danramil Serma Edi Siswoyo, Kepala Desa Kawistolegi Drs. H. Muhadji, serta Ketua Gerakan Pramuka Kwartir Karanggeneng Purwati, S.Pd., M.Pd. Hadir pula para guru pembina dan pendamping dari sekolah-sekolah peserta.
Kak Waji Rindra, M.Pd., Kepala Pusdiklat Pramuka Kabupaten Lamongan, dalam sambutannya menjelaskan ” Bait pertama lagu kebangsaan Indonesia Raya ternyata menyimpan ajakan penting bagi seluruh bangsa, khususnya generasi muda.




Lirik “Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku, di sanalah aku berdiri, jadi pandumu” mencerminkan semangat kepanduan yang mengakar dalam sejarah perjuangan bangsa.
Lagu ciptaan Wage Rudolf Supratman (WR Supratman) ini pertama kali dinyanyikan pada 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda II, momentum lahirnya Sumpah Pemuda.
Menariknya, para pemuda penggagas Sumpah Pemuda saat itu adalah kader organisasi kepanduan—cikal bakal gerakan Pramuka di Indonesia.




Kongres Pemuda II menjadi bukti bahwa gerakan kepanduan telah melahirkan pemuda-pemuda tangguh yang kelak berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan.
Tak heran, hingga kini Pramuka tetap eksis di sekolah-sekolah dan gugus depan untuk melatih kedisiplinan, tanggung jawab, serta kepemimpinan generasi muda.
Relevansi ajakan menjadi pandu di masa kini pun semakin kuat. Di tengah maraknya permasalahan remaja—mulai dari penyalahgunaan narkoba hingga degradasi moral—Pramuka hadir sebagai wadah pembinaan karakter.
Melalui kegiatan seperti perkemahan, anggota dididik untuk mandiri, mengatur waktu, menyiapkan perlengkapan, dan mematuhi jadwal kegiatan tanpa bergantung pada orang tua.
“Perkemahan bukan sekadar tidur di tenda, tetapi melatih kemandirian dan kedisiplinan yang kelak dibawa ke kehidupan sehari-hari,” ungkap salah satu pembina Pramuka di Lamongan.
Sejarah telah membuktikan, dari kepanduan lahirlah generasi pejuang. Kini, di tangan generasi muda masa kini, ajakan di bait pertama Indonesia Raya tetap menjadi kompas moral untuk membangun bangsa.
Begitu juga Camat Karanggeneng, Dian Sukmana S.STP, M.Si., menegaskan pentingnya keselamatan peserta.
“Pengawasan ketat, disiplin, dan kepatuhan pada tata tertib adalah kunci sukses kegiatan ini,” ujarnya,
seraya menyoroti prosedur keamanan dan penanganan darurat yang telah disiapkan, Saat dikonfermasi Awak Media Analisajatim.id.
Agenda perkemahan mencakup pendirian tenda, api unggun, jelajah alam, dan permainan edukatif. Polsek dan Koramil Karanggeneng turut mengawal keamanan dengan patroli rutin dan siaga penuh.
Kegiatan ini diharapkan mampu mengasah keterampilan, kemandirian, dan jiwa kepemimpinan generasi muda Karanggeneng.
Editor : Nur
Published : Red



