Ngawi, Analisa jatim. Id, sungguh miris proyek gedung sekolah yang dibiayai oleh anggaran negara dari hasil pajak masyarakat ini, bagaimana tidak, bahan – bahan yang digunakan diduga banyak yang tidak sesuai pagu atau spek, bahkan secara administrasi kelengkapan saja banyak dijumpai kejanggalan. Padahal pada tahun anggaran ini ( 2025 ) dikerjakan secara swakelola dengan harapan bisa dibuat sebaik mungkin karena dikerjakan oleh pihak sekolah sendiri.
Contohnya SMPN 1 Gerih di desa gerih kecamatan Gerih, kabupaten Ngawi, Jawa – Timur, mendapatkan kucuran anggaran proyek revitalisasi satuan Pendidikan, Rp. 652.830.000. dari kementerian Pendidikan dasar dan menengah. Hasil investigasi awak media diketemukan sejumlah kejanggalan – kejanggalan, diantaranya,

Tidak ada daftar susunan kepanitiaan, tidak ada direksi kit, tidak ada rambu – rambu P3K atau keselamatan dan kesehatan kerja, pekerja tidak memakai APD atau alat pelindung diri, tidak ada skat batas pengaman proyek sehingga membahayakan murid atau guru ketika aktivitas dilingkup sekitaran gedung sekolah, menurut keterangan mandor yang belanja material adalah kepala sekolah sendiri. Ada beberapa sambungan baja ringan pada pengerjaan atap dengan sambungan cuma dilas tanpa ada besi plat sebagai penguat.


Dan lebih parah nya adukan pasir, semen dalam satu molen menggunakan setengah sak Semen, ” iya dari awal adukan ya seperti ini, pas ngecor juga begitu, ” terang pekerja yang menunggui mesin molen. Tak heran dijumpai plester an pada halaman toilet mulai nampak retak – retak. Bahkan terlihat besi yang digunakan untuk cor ring balok kurang besar, diduga kurang dari 10 mm.
Kepala sekolah Agus Nur setyadi, saat dikonfirmasi Selasa 9/9/25, disekolahnya, terlihat banyak berkelit dan seakan cuci tangan, ” sebenarnya kami lebih senang tidak mengerjakan, dan pekerjaan ini langsung dari kementerian jadi dinas pendidikan tidak tahu – menahu terkait proyek. Susunan panitia ada di P2SP, kalau belanja ya panitia, saya cuma menelpon kan pada toko material, dekat pembatas proyek sebenarnya ada tapi rusak saat ada penggalian, kalau adukan itu kan sudah ada tukangnya, mungkin takarannya memang dibuat segitu, yang penting pas, untuk pagu harga sementara sebesar 55 ribu per sak, kalau yang kita gunakan semen merdeka seharga 45 ribuan, selisihnya untuk menutup pajak. Nah kalau ada yang retak akan kami cek, ” kelit Agus yang juga bercerita bahwa sedang menyiapkan adendum karena 2 hari lagi mau pindah ke SMPN 1 Kedunggalar.
Zainal fanani kabid pendidikan dasar dan menengah kabupaten Ngawi ketika dikonfirmasi lewat chat WA HP, mengatakan bahwa karena pengerjaannya swakelola, temuan tersebut akan dikembalikan pada Kepala sekolahnya selaku penanggung – jawab. ( Budi / tim)



