Lamongan|Analisajatim.id – Warga Desa Dibee, Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan, kembali bersiap menggelar prosesi adat Sedekah Bumi di Pendopo Pesarehan Mbok Ayu Roro Bodjo. Tradisi tahunan ini merupakan wujud syukur masyarakat agraris atas hasil panen sekaligus sarana menjaga harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Keputusan pelaksanaan diambil melalui musyawarah desa pada 21 Agustus 2025 di Balai Desa Dibee. Rapat dihadiri perangkat desa, BPD, LPPMD, Ketua RT, tokoh masyarakat, hingga pemuda setempat. Forum berjalan demokratis, setiap perwakilan menyampaikan pandangan sebelum mufakat ditetapkan.


Kepala Desa Dibee menegaskan, lokasi Pendopo Pesarehan Mbok Ayu Roro Bodjo dipilih bukan semata karena kapasitasnya yang luas, namun juga nilai historis dan spiritual yang melekat. “Tempat ini sarat makna dan diyakini mampu memperkuat kekhidmatan ritual, sekaligus mempererat ikatan emosional warga dengan leluhur,” ujarnya.
Tahun lalu, prosesi Sedekah Bumi diwarnai penyembelihan 48 ekor kambing dan 2 ekor sapi. Tahun ini jumlah kambing menurun menjadi 32 ekor, sementara sapi tetap 2 ekor. Kendati terjadi penyesuaian, warga menegaskan semangat syukur dan kebersamaan tetap menjadi inti perayaan.


“Bukan jumlah hewannya yang utama, melainkan keikhlasan dan kebersamaan. Daging qurban akan dibagikan merata, terutama bagi warga kurang mampu,” terang salah satu panitia.
Sedekah Bumi di Desa Dibee tidak hanya bernuansa religius, tetapi juga sarat nilai sosial. Daging kurban yang dibagikan menumbuhkan rasa kepedulian, mempererat silaturahmi, dan memperkuat gotong royong. Bagi generasi muda, momentum ini menjadi ruang belajar mengenai makna tradisi, penghormatan pada alam, serta pentingnya menjaga budaya warisan leluhur.
Rangkaian acara nantinya mencakup doa bersama, penyembelihan hewan qurban, hingga kegiatan hiburan rakyat. Seluruh warga diharapkan berpartisipasi aktif, mulai dari persiapan logistik hingga pelaksanaan.
Bagi masyarakat Dibee, Sedekah Bumi bukan sekadar agenda seremonial, melainkan pilar penting dalam menjaga identitas dan karakter desa. Tradisi ini mengajarkan nilai syukur, kebersamaan, dan penghormatan terhadap alam serta leluhur.
“Sedekah Bumi adalah jembatan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Tradisi ini harus kita rawat agar nilai-nilai luhur tidak hilang ditelan zaman,” tutur seorang tokoh masyarakat setempat.
Dengan konsistensi dan partisipasi aktif seluruh elemen, Sedekah Bumi Desa Dibee menjadi bukti nyata bagaimana kearifan lokal mampu bertahan sekaligus membentuk watak masyarakat yang religius, rukun, dan peduli pada sesama.
Reporter: Analisa
Editor: Nur



