Analisajatim.id | Blora – Petani tebu di wilayah kabupaten Blora resah lantaran hasil panennya tidak terserap oleh PT Gendhis Multi Manis (GMM). Pasalnya, mesin boiler PT GMM mengalami kerusakan sehingga terpaksa harus tutup giling lebih awal dari jadwal yang ditentukan.
Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blora Mustopa menyatakan bahwa pihaknya tengah mencari solusi terbaik untuk mengatasi keresahan petani.
“Kita cari win-win solution, artinya keresahan petani tebu ini bisa terakomodir,” ujar Mustopa usai menerima audensi dengan petani tebu di Pendopo DPRD Blora, Rabu, (01 /10/2025).
Adapun solusi yang dicari di antaranya menjembatani komunikasi antara PT GMM dan PG Trangkil untuk menyerap hasil panen petani Blora.
“(Kami juga akan) berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan Direktur Bulog pusat untuk mencari solusi terkait kerusakan mesin boiler dan standar harga tebu,” tambahnya.
Sementara itu, Plt. Direktur Utama PT GMM, Sri Emilia Mudiyanti, menjelaskan bahwa penghentian produksi disebabkan oleh kerusakan mesin boiler yang cukup parah.
“Perbaikan diperkirakan memakan waktu sekitar 3-4 minggu. Namun, kondisi panen yang sudah berlangsung membuat penyerapan tebu petani Blora tidak bisa maksimal,” ungkapnya.
Pihaknya tengah melakukan pengecekan untuk memastikan tingkat kerusakan mesin boiler. Selain itu, PT GMM juga berkomitmen untuk memperbaiki mesin boiler agar produksi dapat berjalan kembali.
Menurutnya, perbaikan membutuhkan waktu sekitar tiga hingga empat minggu.
Namun, dengan kondisi panen yang sudah berlangsung, penyerapan tebu petani Blora tetap tidak bisa maksimal.
“Sekalipun sekarang diperbaiki, panen di Blora sebenarnya sudah tidak terserap,” keluhnya.
Ia menandaskan setiap tahun perusahaan melaporkan ke Bulog terkait kebutuhan perbaikan mesin.
“Tahun lalu kami sudah melaporkan ada perbaikan maintenance, tidak hanya broiler. Prediksi kami masih bisa digunakan untuk Tahun 2025,” tutupnya. (Jay)



