Tulungagung|Analisajatim.id,- Kabupaten Tulungagung berkomitmen mempercepat eliminasi penyakit Tuberkulosis (TBC) menuju tahun 2030. Penemuan kasus TBC baru di Tulungagung saat ini sebanyak 1.249 kasus (43.63 persen) dengan tingkat keberhasilan pengobatan 84,60 persen, masih di bawah target nasional sebesar 90 persen.
Untuk mencapai target tersebut, Pemkab Tulungagung manggandeng Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) dan RSUD Dr. Iskak.

“Eliminasi TBC bukan hanya tanggung jawab tenaga kesehatan, tapi tanggung jawab bersama. Saya menginstruksikan seluruh pihak, baik pemerintah, organisasi masyarakat, dan fasilitas layanan kesehatan, untuk bersinergi dalam mempercepat eliminasi TBC 2030,” kata Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, S.E., M.E. saat menghadiri Koordinasi Lintas Sektor Pencegahan dan Penanggulangan TBC di Pendapa Kongas Arum Kusumaning Bangsa, Senin (20/10/2025).
Dalam kesempatan itu, Gatut juga melantik pengurus Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Cabang Kabupaten Tulungagung, yang diharapkan menjadi mitra strategis pemerintah dalam upaya pemberantasan TBC di daerah.
Berdasarkan Sistem Informasi Tuberkulosis tahun 2025, penemuan terduga TBC di baru di Kabupaten Tulungagung mencapai 75,52 persen (10.509 orang). Sementara penemuan kasus TBC baru 43,63 persen (1.249 kasus), dengan tingkat keberhasilan pengobatan 84,60 persen, masih di bawah target nasional sebesar 90 persen.
“Masih ada penderita TBC yang belum menjalani pengobatan, dan ini menjadi potensi sumber penularan di masyarakat. Karena itu, sinergi semua pihak mutlak diperlukan,” lanjut Gatut.
Ketua Badan Kehormatan PPTI Kabupaten Tulungagung, Endang Dwi Retnowati, menegaskan bahwa PPTI hadir sebagai wadah koordinasi dan gerakan masyarakat sipil yang berperan langsung dalam mendukung pemerintah menanggulangi TBC.
“PPTI Tulungagung bukan hanya simbol, tetapi wadah nyata untuk menggerakkan potensi masyarakat. Kami berkomitmen menjadi mitra strategis pemerintah dalam skrining, pengobatan, edukasi, dan pengawasan kepatuhan pasien terhadap pengobatan,” ujarnya.
Sementara itu, Plt. Direktur RSUD Dr. Iskak Tulungagung, dr.Zuhrotul Aini, Sp.A., M.Kes. menegaskan komitmen rumah sakitnya dalam mendukung upaya eliminasi TBC.
“RSUD Dr. Iskak tidak hanya melayani pengobatan pasien TBC, tetapi juga aktif dalam deteksi dini dan pengawasan terapi. Kami memaksimalkan fasilitas dan sumber daya agar pelayanan penanganan TBC lebih cepat dan tuntas,” jelas dr. Zuhrotul Aini. ujarnya
Ia menambahkan, kolaborasi lintas sektor yang dipimpin bupati menjadi kunci penting dalam menghapus stigma terhadap penderita TBC, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan dini.
Selain itu RSUD Dr. Iskak juga memperkuat layanan kuratif yang berfokus pada edukasi publik. Upaya ini dilakukan melalui kerja sama dengan puskesmas, organisasi masyarakat, dan kader kesehatan desa untuk mengubah stigma terhadap pasien TBC.
“Kunci eliminasi TBC adalah kerja bersama. RSUD tidak bisa bekerja sendiri. Kami butuh dukungan masyarakat agar tidak takut memeriksakan diri dan menjalani pengobatan sampai sembuh,” tambahnya.
Dengan penguatan sistem kesehatan, pemanfaatan teknologi, serta kolaborasi dengan komunitas seperti PPTI, diharapkan angka kasus TBC di Tulungagung terus menurun dan masyarakat semakin sadar akan pentingnya deteksi bj serta pengobatan sejak dini.
Reporter sisworo
kabiro tulungagung

















