Analisajatim.id | Tulungagung-, Kondisi Pasar Ngemplak, salah satu pusat aktivitas ekonomi terbesar di Kabupaten Tulungagung, kembali menjadi sorotan. Para pedagang dan pengunjung mengeluhkan buruknya sistem drainase, minimnya pengelolaan sampah, serta ketiadaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang memadai, sehingga menimbulkan bau menyengat dan genangan air yang berlangsung sejak berbulan-bulan.
Pantauan Analisajatim.id di lokasi, Jumat (5/12/2025), memperlihatkan selokan di area pasar dipenuhi sampah plastik, sisa sayuran, endapan lumpur, hingga material lain yang menyumbat aliran air. Genangan air bercampur lumpur terlihat di beberapa titik jalan, membuat akses pengunjung terganggu.

Di sejumlah lapak kosong, tampak pula area yang dijadikan tempat buang air sembarangan. Situasi semakin diperparah dengan merembesnya air limbah dari tumpukan sampah basah, termasuk sisa ikan dan sayuran membusuk, yang menghasilkan aroma tajam.
Zaenu Mansur, Kepala UPT Pasar Ngemplak, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp mengatakan bahwa petugas kebersihan bekerja setiap hari, namun kondisi musim hujan membuat penanganan tidak maksimal.
“Setiap hari kami berupaya menyelesaikan tugas kebersihan. Musim penghujan sangat mempengaruhi penanganan kami di lapangan. Mohon dimaklumi bila pengkondisian belum bisa maksimal. Kami tetap berupaya memberikan yang terbaik untuk kenyamanan masyarakat,” ujarnya.
Namun, kondisi di lapangan menunjukkan persoalan kebersihan bukan sekadar akibat curah hujan, melainkan masalah yang telah berlangsung lama. Pedagang menyebut tumpukan sampah dan bau menyengat sudah mereka rasakan selama berbulan-bulan tanpa ada perbaikan berarti.
Saat dimintai konfirmasi secara terpisah, Kepala Pasar Ngemplak, Arip, tidak memberikan respons.
Sejumlah pedagang menilai tidak ada perhatian serius dari pihak pengelola pasar maupun dinas terkait. Mereka mengaku rutin membayar retribusi, namun tidak merasakan dampak berupa peningkatan kenyamanan.
“Kita ini setiap hari bayar retribusi, tapi kebersihan tetap begini. Bau menyengat, genangan air di depan lapak, dan kalau hujan pengunjung banyak yang enggan masuk karena becek dan tergenang,” ungkap seorang pedagang.
Selain menurunkan kenyamanan, kondisi tersebut dikhawatirkan berdampak pada kesehatan publik. Genangan air yang tidak mengalir dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk dan bakteri, sementara tumpukan sampah mengundang lalat yang berpotensi mencemari bahan pangan.
Warga dan pedagang mendesak agar pemerintah daerah melalui dinas terkait segera mengambil langkah konkret. Pengerukan sedimen selokan, pembenahan jalur pembuangan air, hingga penyediaan tempat pembuangan sampah sementara dinilai sebagai langkah mendesak untuk memulihkan fungsi pasar.
Persoalan pengelolaan pasar tradisional juga telah dibahas dalam Sidang Paripurna DPRD Tulungagung terkait Propemperda, Ranperda APBD, dan Pansus 2026 pada 18 November 2025 lalu. Warga berharap pembahasan tersebut diikuti tindakan nyata yang dapat mengembalikan Pasar Ngemplak sebagai pusat perdagangan yang sehat, aman, dan nyaman.
Lingkungan pasar yang bersih diyakini akan meningkatkan daya tarik pengunjung, mendongkrak pendapatan pedagang, serta menjaga citra pasar tradisional sebagai ruang transaksi yang layak bagi masyarakat.
Reporter: Sisworo
Editor: Nur

















