Jakarta | analisajatim.id,- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mendorong pemerintah desa untuk bangkit dan menjadi sentra perekonomian baru. Menurutnya hal ini penting demi memacu percepatan pembangunan di RI sekaligus menekan laju urbanisasi.
“Inilah salah satu tugas daripada teman-teman yang ada di desa, untuk menjaga masyarakatnya supaya mereka bisa nyaman, sejahtera. Kalau bisa itu yang jargon itu kita naikkan terus, ‘tinggal di desa tapi rezekinya rezeki orang kota’. Nah itu keren,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (29/8/2023).
Hal tersebut ia sampaikan saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Persiapan Implementasi Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) Tahun 2023 di Hotel Bidakara, Jakarta.
Guna merealisasikan langkah tersebut, maka pemerintah desa harus mengoptimalkan Pendapatan Asli Desa (PADes). Selain itu, Tito juga berpesan agar desa tidak hanya bergantung pada dana transfer dari pemerintah pusat, melainkan mampu menjadi desa mandiri dengan memaksimalkan potensi yang ada.
Di samping itu, desa juga perlu memahami bila dana yang berasal dari transfer pemerintah pusat merupakan stimulan agar desa semakin inovatif dan mandiri.
Dia menjelaskan sebagian besar kemajuan suatu desa ditentukan oleh kepala desa (kades). Karena itu, ia menilai perlu adanya penguatan kapasitas bagi kepala desa.
Apalagi seorang kepala desa mengemban tugas dan tanggung jawab vital bagi desanya, di antaranya membuat kebijakan, menetapkan aturan desa, hingga mengatur keuangan desa. Kapasitas yang andal bagi kepala desa dibutuhkan untuk membantu kelancaran dalam menunaikan tugas dan kewajiban tersebut.
“Kita harapkan semua kepala desa memiliki kemampuan. Kemampuan yang visioner, kemampuan manajerial, pemimpin yang disegani, strong leader. Strong leader itu 3 hal yang penting, dia harus punya power, dia harus punya follower, dan dia harus punya konsep,” ungkapnya.
Terkait hal ini, Tito menyebut pihaknya bersama World Bank tengah menyusun program untuk meningkatkan kemampuan kepala desa. Program ini diharapkan mampu memacu kepala desa agar memiliki kemampuan kepemimpinan yang andal dan dapat memahami sistem pemerintahan. Dengan demikian penyelenggaraan pemerintahan desa semakin maju dan terhindar dari persoalan hukum akibat ketidaktahuan dalam memahami sistem birokrasi.
Tito berharap program tersebut juga dapat mengembangkan skill kewirausahaan bagi kepala desa. Menurutnya skill tersebut menjadi modal penting dalam meningkatkan realisasi PADes.
Di samping itu, ia meminta kepala desa agar mampu memaksimalkan jejaring di lingkup Posyandu serta Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK).
“Kunci pembangunan desa itu adalah pada figur pemimpinnya, kepala desa. Kalau dia mampu, bagus, maka otomatis dia akan bisa membuat perubahan di desanya. Dan ini penting sekali lagi buat lompatan bangsa kita, bukan hanya di masa sekarang, yang menikmati nanti mungkin adalah anak cucu kita mendatang,” tandasnya.(*)