Lamongan, Analisajatim.id – Pemerintah Kabupaten Lamongan menyatakan kesiapan penuh dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang diprediksi meningkat pada musim pancaroba tahun 2025–2026. Kesiapan tersebut ditegaskan melalui serangkaian langkah mitigasi struktural dan non-struktural yang telah dan akan terus dilaksanakan untuk melindungi masyarakat dari berbagai ancaman cuaca ekstrem.
Dalam apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi yang digelar di Alun-Alun Lamongan, Senin (17/11) pagi, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menegaskan bahwa tantangan kebencanaan akan semakin kompleks seiring meningkatnya dampak perubahan iklim.




> “Tantangan bencana ke depan semakin kompleks. Dampak perubahan iklim dan anomali cuaca semakin terasa dan berpotensi menimbulkan bencana signifikan. Merespon hal tersebut, Pemkab Lamongan telah memprogramkan mitigasi bencana baik struktural maupun non-struktural, dan kami siap menghadapi ancaman hidrometeorologi,” tutur Bupati Yes.
Upaya mitigasi struktural difokuskan pada perbaikan dan penguatan sarana fisik pengendali bencana, di antaranya
Penanganan tanggul kritis dan titik jebol di beberapa wilayah rawan, Perbaikan waduk dan normalisasi sungai, Pengerukan saluran perkotaan khususnya di dataran rendah, Elektrikalisasi pintu operasional pengendali air, Penyediaan pompa pengendali banjir berkapasitas 5.000 liter, Operasional pompa mobile serta penambahan peralatan pendukung lainnya




Langkah-langkah ini diharapkan mampu meminimalisir risiko banjir yang kerap melanda beberapa kecamatan saat curah hujan tinggi.
Pada sektor non-struktural, Pemkab Lamongan telah mengintensifkan berbagai program, mulai dari:
Pembersihan eceng gondok di wilayah perairan,Pembentukan dan pembinaan Desa Tangguh Bencana sebanyak 96 desa,Edukasi kebencanaan bagi masyarakat rentan, termasuk pelajar mulai PAUD hingga SMA
Seluruh langkah tersebut merupakan implementasi dari program prioritas Lamongan Tangguh, yang bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat serta membangun ketahanan wilayah terhadap bencana.
BMKG memprediksi bahwa pada Oktober minggu ke-2 tahun 2025, Lamongan memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan. Periode ini rawan memunculkan cuaca ekstrem yang sulit diprediksi.
Sebagai langkah antisipasi, Pemkab Lamongan memberangkatkan pasukan lintas OPD, termasuk BPBD, Kodim 0182, Polres Lamongan, Satpol PP, Dinkes, Dishub, Dinsos, hingga lembaga-lembaga keagamaan untuk melaksanakan tugas mitigasi di lapangan. Langkah ini penting mengingat Kabupaten Lamongan beberapa waktu terakhir mengalami kejadian bencana yang tidak terprediksi, seperti angin puting beliung di wilayah Pucuk.
Dalam apel tersebut, Bupati Yes juga memastikan kesiapan sarana, prasarana, dan logistik darurat, meliputi
Kendaraan angkut, Armada pemadam kebakaran, Kendaraan darat dan perairan, Pompa air mobile, Gergaji mesin, Tenda pengungsian, Perlengkapan evakuasi lainnya, Logistik berupa kebutuhan pangan untuk kondisi darurat
Dengan rangkaian kesiapan tersebut, Pemkab Lamongan optimis mampu meminimalisir risiko dan dampak bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi pada periode 2025–2026.
Reporter: Analisa
Editor: Nur

















