Analisajatim.id | Blora – Untuk mencegah terjadinya penyebaran virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora melakukan sosialisasi penanggulangannya di Pendopo Kecamatan Randublatung pada Selasa, (07/10).
Kepala DP4 Blora, Ngaliman menyampaikan bahwa beberapa waktu sempat terjadi lonjakan kasus PMK, sehingga pihaknya menutup pasar hewan.
“Serangan virus PMK ini sangat cepat sekali menyebarnya. Sehingga, kita dulu terpaksa menutup pasar hewan untuk mencegahnya agar tidak lebih meluas atau lebih banyak lagi hewan ternak yang terjangkit virus PMK. Setelah satu bulan tidak ada laporan kasus PMK, pasar hewan kita buka lagi,” ujarnya.
Menurutnya, dampak adanya kasus PMK ini membuat turunnya perekonomian peternak di Blora.
“Mayoritas warga Blora adalah petani dan peternak. Adanya kasus PMK ini membuat peternak merugi karena harga jual hewan ternak turun,” kata Ngaliman.
Untuk mengantisipasi kasus PMK, DP4 Blora sudah menyiapkan tenaga kesehatan hewan yang terbaik. Hal ini diharapkan agar dapat meningkatkan peternakan di Blora.
“Kita mempersiapkan tenaga kesehatan hewan yang terbaik, yang sudah mengikuti pelatihan-pelatihan di mana-mana. Petugas kita juga sudah melakukan inseminator di berbagai wilayah, untuk akseptor kita termasuk tertinggi, yaitu lebih dari 10 ribu, sehingga diharapkan peternakan di Blora tetap nomor satu di Jawa Tengah,” jelasnya.
Adapun gejala klinis pada ternak mengalami demam tinggi 39-41 derajat Celcius, hipersalivasi atau mengeluarkan banyak air liur, ada lepuh atau erosi pada mulut, lidah dan hidung, luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku.
Penyakit ini dapat menular melalui kontak langsung dengan hewan penderita, kontak tidak langsung melalui droplet, leleran hidung, atau keropeng luka kulit, transportasi ternak, peralatan dan kandang, tersebar melalui angin.
Jika menemui gejala PMK, tindakan yang perlu dilakukan adalah :
– Pisahkan antara hewan yang sakit dan sehat, desinfeksi kandang atau semprot kandang menggunakan air campur desinfektan berupa cairan pemutih (sodium hipoklorid) atau pembersih lantai (benzalkonium klorida) atau citrun dengan rincian minimal 2x sehari jika ada kasus PMK, minimal 1x sehari jika dekat kandang kasus PMK, minimal 2 hari sekali di wilayah kasus PMK, minimal 1 Minggu sekali jika belum ada kasus.
– Upayakan agar hewan sakit tetap makan, meskipun nafsu makannya menurun
– Jangan panik, jangan jual ternak yang sakit, PMK bisa sembuh dengan penanganan yang tepat
– segera lapor pada petugas kesehatan hewan dinas
Cara mencegah PMK, yaitu: desinfeksi kandang, jangan berikan sisa makanan hewan yang sakit ke yang sehat, vaksinasi.
Ngaliman menegaskan pentingnya upaya pencegahan terhadap penyakit PMK ini. Ia mengajak kepada seluruh stakeholder dan masyarakat agar aktif mengetahui kondisi hewan ternak di sekitar lingkungannya.
“Untuk saat ini zero PMK. Meski demikian, upaya-upaya pencegahan ini agar dimaksimalkan, ini merupakan langkah preventif untuk penyakit PMK pada ternak sapi dan lainnya,” tandasnya. (Jay)



