Analisajatim.id |SUKOHARJO, – UNICEF dan Tanoto Foundation, Fatayat NU Sukoharjo bersama PW Fatayat NU Jawa Tengah, Bekerjasama menggelar pelatihan peningkatan kapasitas kader dalam penanganan stunting, khususnya di Kota Makmur.
Sekira 50 peserta perwakilan dari 12 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo itu legiatan berlangsung di Kecamatan Sukoharjo Kota, Jum’at (18/8/2023).
“Perhelatan ini merupakan upaya peningkatan kapasitas kader melalui Orientasi PMBA untuk kader Fatayat NU se-Kabupaten Sukoharjo, dengan tema “Optimalisasi Peran Kader PMBA,” kata Umi Hanik, selaku Manajer Program Komunikasi Perubahan Perilaku untuk Pencegahan Stunting di Jateng.
Dijelaskan, para peserta merupakan kader yang diberi pelatihan sebagai kader tangguh untuk mendukung penanganan stunting.
“Ada 10 kabupaten kota yang kami pilih di Jateng dan kegiatan di Sukoharjo ini merupakan yang perdana,” ungkapnya.
Target dari pelatihan kader tersebut adalah menurunkan angka stunting di Jateng yang saat ini berada di angka 20,8% menjadi 14%. Untuk Sukoharjo target dari 7% menjadi 3%. Target itu diupayakan terealisasi pada 2024 mendatang.
Ketua PC Fatayat NU Sukoharjo Siti Muslimah mengungkapkan, selama ini pihaknya terus mendukung program penanganan stunting di Sukoharjo melalui kader yang juga masuk dalam berbagai bidang seperti PKK, posyandu dan lainnya.
“Melalui kegiatan ini, kami lebih spesifik melatih anggota Fatayat NU menjadi kader penanganan stunting. Masing-masing kecamatan kami ambil 4 kader dari 12 kecamatan sehingga ada 48 kader ditambah 2 dari pengurus. Mereka kami bekali pengetahuan secara khusus,” beber Siti.
Sementara perwakilan dari bidang Kesmas, Dwi Hartati, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, yang hadir sebagai salah satu pemateri mengatakan, dalam penanganan stunting, fokus penekanannya adalah pentingnya makanan bayi dan anak diusia pertumbuhan. Asupan makanan berpengaruh besar pada dampak stunting.
“Saat ini pemahaman tentang pemberian makanan bergizi seimbang pada bayi dan anak masih rendah. Oleh karenanya pemahaman tentang penyebab stunting ini harus ditingkatkan,” pungkasnya.SUKOHARJO,iNewsSragen.id – Bekerjasama dengan UNICEF dan Tanoto Foundation, Fatayat NU Sukoharjo bersama PW Fatayat NU Jawa Tengah, menggelar pelatihan peningkatan kapasitas kader dalam penanganan stunting, khususnya di Kota Makmur.
Kegiatan yang diikuti sekira 50 peserta perwakilan dari 12 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo itu berlangsung di Kecamatan Sukoharjo Kota, Jum’at (18/8/2023).
“Kegiatan ini merupakan upaya peningkatan kapasitas kader melalui Orientasi PMBA untuk kader Fatayat NU se-Kabupaten Sukoharjo, dengan tema “Optimalisasi Peran Kader PMBA,” kata Umi Hanik, selaku Manajer Program Komunikasi Perubahan Perilaku untuk Pencegahan Stunting di Jateng.
Dijelaskan, para peserta merupakan kader yang diberi pelatihan sebagai kader tangguh untuk mendukung penanganan stunting.
“Ada 10 kabupaten kota yang kami pilih di Jateng dan kegiatan di Sukoharjo ini merupakan yang perdana,” ungkapnya.
Target dari pelatihan kader tersebut adalah menurunkan angka stunting di Jateng yang saat ini berada di angka 20,8% menjadi 14%. Untuk Sukoharjo target dari 7% menjadi 3%. Target itu diupayakan terealisasi pada 2024 mendatang.
Ketua PC Fatayat NU Sukoharjo Siti Muslimah mengungkapkan, selama ini pihaknya terus mendukung program penanganan stunting di Sukoharjo melalui kader yang juga masuk dalam berbagai bidang seperti PKK, posyandu dan lainnya.
“Melalui kegiatan ini, kami lebih spesifik melatih anggota Fatayat NU menjadi kader penanganan stunting. Masing-masing kecamatan kami ambil 4 kader dari 12 kecamatan sehingga ada 48 kader ditambah 2 dari pengurus. Mereka kami bekali pengetahuan secara khusus,” beber Siti.
Sementara perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo bidang Kesmas, Dwi Hartati, yang hadir sebagai salah satu pemateri mengatakan, dalam penanganan stunting, fokus penekanannya adalah pentingnya makanan bayi dan anak diusia pertumbuhan. Asupan makanan berpengaruh besar pada dampak stunting.
“Saat ini pemahaman tentang pemberian makanan bergizi seimbang pada bayi dan anak masih rendah. Oleh karenanya pemahaman tentang penyebab stunting ini harus ditingkatkan,” pungkasnya.(Joko Piroso)