Mojokerto|Analisajatim.id, – Proyek pembangunan jalan usaha tani di Dusun Bajangan, Desa Kembangringgit, yang menelan anggaran sebesar Rp110 juta, menuai keluhan dari warga setempat. Belum genap sebulan sejak dibuka, jalan tersebut sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan dengan ditemukannya retakan struktural di beberapa titik.
Warga menilai kualitas pembangunan jalan ini jauh dari harapan, kerusakan ini dikhawatirkan akan mempercepat kerusakan jalan secara keseluruhan, terutama saat musim hujan tiba.

“Baru selesai dibangun, belum pernah dilewati kendaraan roda empat, eh sudah retak-retak. Padahal ini jalan penting buat kami bawa hasil panen,” ujar salah satu petani setempat yang tidak mau disebutkan namanya.
Masih menurut keterangan petani , proyek yang dikerjakan pada awal Juli 2025 dengan panjang 205 meter, lebar 2,5 meter dan ketebalan 15 CM ini diduga menggunakan material yang kurang berkualitas, tanpa perencanaan yang tepat dan pengawasan yang minim.
” proses pengerjaan 7 hari kerja, dengan panjang 205 meter, material kurang bagus, kayak buru buru pengerjaannya, belum sebulan sudah retak tembus pondasi 3 titik.” kata petani.

Kepala Dusun Kembangan, Nur Hidayat , selaku tim pelaksanan kegiatan, mengaku telah melaporkan ke pihak Kecamatan Pungging, untuk keretakan karena faktor cuaca dan spesifikasi sesuai dengan papan proyek. “ Sudah saya sampaikan ke pihak pengawas di kecamatan, retakan karena faktor cuaca, dan spesifikasi material sesuai dengan yang tercantum di papan proyek, mengunakan K300 dari Tugu Beton” tegasnya.
Sementara itu, Camat Pungging, Amzar Siregar, mengatakan pihak Kecamatan hanya sebatas monev dan tidak masuk secara detail.
“Iya nanti kan kita monev, tapi kemampuan kita kan enggak bisa sampai detail, nanti akan ada monev juga dari inspektorat. Begitu prosedurnya,” ucapnya
Retakan struktural pada jalan adalah kerusakan pada struktur jalan yang menyebabkan perkerasan tidak mampu lagi menahan beban yang bekerja di atasnya. Retakan
ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk beban berlebih,
desain yang tidak memadai, bahan yang buruk, atau kesalahan konstruksi.
Kasus ini kembali menyoroti pentingnya pengawasan ketat dalam proyek infrastruktur desa agar anggaran yang digelontorkan tidak sia-sia. Warga Dusun Bajangan kini menanti tindakan nyata dari pihak Bupati Kabupaten Mojokerto untuk mengatasi masalah ini.
Editor : Dian
Published : Red



