Ngawi, Analisajatim.id, pada tahun anggaran 2025 ini dinas pendidikan dan kebudayaan ( Dikbud) kabupaten Ngawi Jawa – Timur, lewat kementerian pendidikan dasar dan menengah Republik Indonesia, mendapatkan program bantuan revitalisasi satuan pendidikan, berupa proyek rehabilitasi ruang kelas, pembangunan gedung , toilet baru, ruang UKS, aula.
Total ada 22 sekolah baik sekolah menengah pertama negeri ( SMPN), dan sekolah dasar negeri ( SDN) sebagai penerima yang tersebar diseluruh wilayah kecamatan di kabupaten Ngawi.




Hasil pantauan lapangan besaran nilai proyek bervariatif mulai dari ratusan juta Rupiah sampai satu setengah Miliar lebih persekolah, sebagian besar dipergunakan untuk rehab ruang kelas, pembangunan toilet baru.
Sedang pada tahun ini pekerjaan dilaksanakan dengan cara swakelola, atau dikerjakan oleh pihak sekolah sendiri, berbeda dengan beberapa tahun lalu yang sistem pelaksanaan secara kontraktual oleh rekanan atau CV pemborong.
Kabul Tunggul winarno kepala dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten Ngawi, membenarkan akan hal itu, dan berharap program bisa dikerjakan secara optimal, berkualitas sesuai aturan pelaksanaan yang telah ditentukan kementerian, dan sesuai progres waktunya, ” semoga proyek Revit ini setelah jadi bisa menambah kenyamanan dalam proses pembelajaran di sekolah, sehingga bisa meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh, ” terang Kabul diruang kerjanya Senin 22/9/25.
Mantan kadin pemberdayaan masyarakat dan desa ( DPMD) Ngawi yang baru saja dilantik beberapa pekan di pendopo Widya graha oleh bupati Ony harsono, juga menyatakan telah memantau dan mengikuti pelaksanaan pembangunan revitalisasi dengan cepat. Dalam beberapa hari kedepan akan mengecek ketitik- titik sekolah yang mendapat bantuan bersama pihak kejaksaan selalu pihak pendampingan, memastikan program itu berjalan baik.
Sutono KS SDN Pandean 4 kecamatan Karanganyar salah satu penerima proyek sangat senang dan mengucapkan banyak terimakasih pada pemerintah yang telah memberikan bantuan, ” sekolah kami yang tergolong terpencil ini memang sudah lama membutuhkan rehab, juga toilet yang layak, karena kondisi gedung sekolah sudah banyak yang rusak, diperlukan dana besar untuk memperbaikinya.
Dan itu tidak bisa diambilkan dari dana bantuan operasional siswa ( BOS), dikarenakan BOS hanya bisa diperuntukkan perbaikan sarpras sekolah dengan kerusakan ringan – ringan saja,” terang KS. ( Budi /tim)



