Ngawi, Analisa jatim id, permasalahan bantuan untuk orang miskin sering kali menjadi masalah yang menjadi bahan gunjingan dimasyarakat, bagaimana tidak, sering dijumpai keluhan bahwa bantuan tidak tepat sasaran, orang yang benar – benar miskin tidak mendapat, sedang orang mampu dengan rumah bagus, punya motor, mobil, sawah, malah dapat.
Hal itu terbukti saat Roni dan Boby warga Jatigembol kecamatan Kedunggalar kabupaten Ngawi Jawa – Timur, mengurus untuk mendapatkan kartu Indonesia sehat (KIS), pada beberapa saat yang lalu, walau dengan persyaratan lengkap dari desa termasuk surat keterangan tidak mampu dari desa, tidak juga berhasil, terganjal di dinas sosial.

Saat menghadap kabid jaminan sosial, M. Turnaman, ke 2 warga tersebut setelah di cek dioperator pada data tunggal sosial ekonomi nasional ( DTSEN ) dinsos muncul nilai kesejahteraan 6 – 10, yang menurut Turnaman warga mampu. Padahal secara fakta kedua orang tersebut belum punya rumah, alias masih numpang rumah orang, dengan pekerjaan buruh serabutan pun si Roni punya tanggungan anak 3 usia sekolah semua.
Tentu penilaian itu tidak diterima, karena selama ini tidak ada tim yang survei ke tempatnya, kemudian bisa muncul nilai kategori mampu, sehingga selama ini tidak bisa menerima berbagai bantuan pemerintah baik, KIS, PKH, BPNT, PBI, KIP, dan BLT.

Turnaman berkilah itu bukan kewenangan dinsos, namun operator desa yang bisa memasukkan, walau sebenarnya bertolak belakang dengan pernyataan bahwa pemkab Ngawi rutin memperbaharui ( DTSEN) setiap bulan, dan Dinsos Ngawi menerima laporan dari masyarakat miskin yang belum terdaftar atau tidak terjangkau bantuan sosial melalui tenaga sosial kecamatan ( TKSK).
KADINSOS Bonadi berstatemen akan segera memasang Stiker keluarga miskin pada penerima bantuan.
Selasa 11/11/25, kepala dinas sosial kabupaten Ngawi yang baru menjabat beberapa bulan, saat diwawancarai diruang kerjanya mengatakan bahwa bupati sudah punya rencana itu, ” kita setuju , sudah disiapkan dan segera dipasang, itu bagus untuk membuat terang apakah bantuan tepat sasaran atau tidak, kan kalau rumahnya bagus, motor ada beberapa, apalagi punya mobil, rumahnya ditempeli stiker keluarga miskin, pasti jadi malu, dan mungkin bisa mundur, namun itu juga ada kelemahan nya. Tingkat ekonomi orang itu bisa berubah – ubah, saat ini dipasang, beberapa saat bisa berubah jadi mampu, ” terangnya, sambil mengatakan bahwa sudah banyak penerima bantuan dicoret karena untuk judol.
Kabar tersebut tentu dinantikan sebagian besar masyarakat, untuk mengetahui secara pasti penerima bantuan miskin di sekitarnya apakah sudah benar – benar adil. ( Budi)

















