Madiun|Analisajatim.id,-
Pengurus Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) menginginkan momentum bulan Suro, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Suroan, dapat menjadi momentum pemberdayaan masyarakat dan peningkatan perekonomian, khususnya di wilayah-wilayah di mana PSHT berdiri.
Mereka berharap perayaan Suroan tidak hanya menjadi sebuah tradisi internal organisasi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar melalui berbagai kegiatan produktif dan bermanfaat.
Ini sejalan dengan semangat PSHT untuk turut serta dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Ketua Umum PSHT, Kangmas R. Moerdjoko, dengan tegas mengimbau kepada seluruh warga SH Terate untuk tidak melakukan konvoi kendaraan bermotor dalam rangka perayaan Suroan.
Konvoi seringkali menimbulkan kemacetan lalu lintas, kebisingan, dan potensi gangguan keamanan yang dapat meresahkan masyarakat.
Beliau menekankan pentingnya menjaga ketertiban dan ketentraman umum, serta menghormati hak-hak pengguna jalan lainnya.
PSHT berkomitmen untuk menciptakan suasana yang kondusif dan harmonis selama perayaan Suroan.

“Kami berharap Suroan menjadi kegiatan yang menarik dan bermanfaat bagi masyarakat luas, bukan hanya bagi warga PSHT,” ujar R. Moerdjoko, saat ditemui di Gedung Sekretariatan Kota Madiun, Sabtu pagi (17/5/2025).
Beliau menjelaskan bahwa PSHT ingin mengubah paradigma perayaan Suroan dari sekedar perayaan internal menjadi sebuah acara yang melibatkan dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
Berbagai kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi direncanakan untuk memeriahkan Suroan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Pihak PSHT mengungkapkan bahwa pada tahun ini tercatat lebih dari 97.000 orang telah mendaftarkan diri sebagai calon warga baru SH Terate.
Jumlah pendaftar yang signifikan ini menunjukkan antusiasme masyarakat untuk bergabung dengan organisasi PSHT. Calon warga baru ini tersebar di berbagai cabang PSHT di seluruh Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri.
Proses pengesahan warga baru akan dilakukan di masing-masing cabang PSHT di seluruh Indonesia, sementara untuk tingkat kota dan kabupaten, pengesahan akan dipusatkan di Padepokan.
Menyikapi tingginya jumlah pendaftar dan untuk menjaga ketertiban, Kangmas R. Moerdjoko menegaskan bahwa pada perayaan Suroan tahun ini dan seterusnya, tidak akan ada lagi kegiatan hura-hura yang dianggap tidak memiliki tujuan dan arah yang jelas. “Mulai tahun ini sudah tidak ada lagi kegiatan hura-hura.
Akan ada sanksi tegas bagi yang melanggar, baik dari aparat penegak hukum maupun dari organisasi,” tegasnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga marwah dan citra positif PSHT di mata masyarakat.
Terkait salah satu rangkaian tradisi Suroan, yaitu Ziarah Makam Pendiri PSHT, R. Moerdjoko menjelaskan bahwa tradisi tersebut akan tetap dilaksanakan, meskipun pada bulan yang berbeda.
“Tradisi ziarah tetap ada, namun untuk bulan Suro, mulai tanggal 1 Juni hingga akhir Juli, kami harapkan tidak ada kegiatan ziarah di Padepokan.
Hal ini dikarenakan adanya berbagai kegiatan lain yang berlangsung di Padepokan selama periode tersebut,” tuturnya.
Pengaturan waktu ziarah ini bertujuan untuk menjaga kelancaran kegiatan di Padepokan dan memberikan kenyamanan bagi semua pihak.
PSHT berkomitmen untuk melestarikan tradisi ziarah sebagai bentuk penghormatan kepada para pendiri, sekaligus menjaga ketertiban dan kelancaran kegiatan di Padepokan.
Editor ; Nur
Published : Red



