Analisajatim.id | Blora — Perum Perhutani KPH Randublatung bersama Universitas Gajah Mada (UGM) memberikan bimbingan kepada mahasiswa Universitas Lampung (UNILA) dan Universitas Nusa Bangsa (UNB) yang sedang melakukan Praktek Pengamatan di Tempat Penimbunan Kayu (TPK) Randublatung I. Kegiatan kali ini dilakukan setelah kemarin bersama-sama melakukan proses pengamatan pemanenan tebangan.
Kepala Seksi Produksi dan Ekowisata, Suwarno mewakili Administratur KKPH Randublatung Herry Merkusiyanto Putro saat menerima kunjungan Mahasiswa UNILA dan UNB dalam bimbingan UGM menyampaikan proses kayu dari hutan sampai dijual.
Suwarno menjelaskan bahwa Fungsi TPK ini adalah proses pengumpulan kayu dari hutan atau lapangan dikumpulkan untuk dilakukan pengujian, penerimaan dan penjualan.
“Lay outnya bahwa kayu masuk TPK Langsung diarahkan oleh mandor penerimaan ke blok-blok sudah disiapkan mulai dari blok sortiment AI, AII dan AIII. Di TPK Randublatung 90 % jenis kayu jati sisanya kayu jenis rimba baik mahoni, sonokeling dan lain – lain. Fungsi lay out ini untuk memudahkan membongkar dan memuat kayu pada blok ini pada saat terjual sehingga pembeli tidak merasa kebingungan. Kayu dari hutan yang masuk di TPK dilakukan pengukuran ulang untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan ukur, supaya tidak menurunkan harga jual yang disebabkan kesalahan pengukuran Panjang dan diameter tersebut. Karena jika terjadi kesalahan ukur, ini nantinya akan bisa mempengaruhi Mutu kayu dan Status Kayu. Ketika sudah dilakukan penerimaan oleh Penguji, kayu dicocokkan di daftar angkutan, saat mengangkut kayu dari hutan harus disertai dokumen daftar kayu bulat (DKB), sesampainya di TPK dilakukan penerimaan oleh mandor penerimaan dan di cocokkan ulang antara fisik kayu dengan document daftar kayu bulatnya yaitu Panjang, diameter dan jumlah kayunya,” jelasnya. Rabu, (07/08/2024).
Pihaknya juga menyampaikan, setelah dilakukan proses penerimaan dan pengujian, kayu – kayu dalam dokumen dilakukan proses entri dimasukkan di aplikasi Digital Infentori Kayu (DIKA). Hal ini bertujuan untuk melaporkan hasil produksi yang nantinya berfungsi untuk membayar PNBP (penerimaan negara bukan pajak).
“Kewajiban kepada negara ini harus lunas dulu, baru kemudian di kapling dan kayu bisal di proses untuk dilakukan penjualan,” ungkap Suwarno.
Hal senada juga disampaikan oleh Iik Sugiyanto selaku KSS Penguji Kayu bahwa di pengujian itu kayu dinilai dari cacat – cacat kayunya termasuk jika terjadi pecah banting ini akan mengurangi dan mempengaruhi kwalitas kayu, mutu kayu dan status kayu yang pada akhirnya akan menurunkan harga jual kayu.
“Pembagian batang atau bucking policy ini sangat penting sekali, karena dengan melakukannya secara baik dan benar maka akan meningkatkan, kualitas kayu. Karena harga kayu salah satunya dipengaruhi oleh sortimen kayu bagaimana pemotongan panjang dan diameter ini bisa pas dan natinya bisa laku cepat terjual dipasaran. Cara pengukuran ini bisa dilakukan Panjang kayu dengan meteran dan diameter kayu dengan phiband. Untuk lebih jelasnya adik – adik nanti bisa dilakukan prakterk langsung bersama bapak – bapak penguji,” tambahnya.
Sementara itu, Sadam Maulana M., Asisten Dosen mengucapkan terima kasih kepada segenap jajaran management Perum Perhutani KPH Randublatung yang sudah bersedia untuk mendampingi dan membimbing para mahasiswa dalam kegiatan praktek lapangan di TPK ini.
“Semoga ini menjadikan pengalaman yang bermanfaat bagi adik – adik. Sekali lagi terima kasih kurang lebihnya mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan,” ucapnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala seksi PE, Asper TPK Randublatung I, KSS Penguji, KSS Produksi, Penguji Tingkat II, Asisten Dosen dan 105 Mahasiswa dari UNILA dan UNB. **