Lamongan, Analisajatim.id – Senin, 6 Oktober 2025, menjadi hari bersejarah bagi dunia pendidikan Lamongan. Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan SPRIX,
Inc, perusahaan pendidikan berbasis teknologi asal Jepang, untuk meningkatkan kompetensi numerasi guru dan siswa, khususnya dalam bidang matematika dasar (Sansu).
Penandatanganan dilaksanakan langsung di kantor SPRIX di Metropolitan Plaza Building, kawasan Shibuya, Tokyo, dengan melibatkan Shinya Sayu, Head of Global Division SPRIX Inc., dan Chusnu Yuli Setyo, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan.
Dalam sambutannya, Chusnu Yuli Setyo menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan kelanjutan dari program-program pelatihan yang telah berjalan sejak tahun 2023.


“Setelah penandatanganan dan sesi foto bersama, kegiatan dilanjutkan dengan presentasi dan dialog mengenai pelaksanaan program TOFAS, Sprix Learning, serta pelatihan Sansu bagi guru SD dan SMP yang sudah berjalan dari 2023 hingga 2025,” ujarnya.
Lebih lanjut, Shinya Sayu menjelaskan potensi besar pengembangan SPRIX di Indonesia. Ia menilai, peningkatan kemampuan matematika siswa Indonesia dapat dilakukan melalui model kolaborasi seperti yang telah terjalin antara SPRIX dan Kementerian Pendidikan Mesir serta beberapa negara di kawasan Timur Tengah.


“SPRIX berkomitmen mendukung peningkatan kualitas pendidikan matematika di Indonesia melalui pendekatan berbasis data, teknologi, dan pelatihan berkelanjutan bagi guru,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Chusnu juga berkesempatan mengunjungi SD Higashikanamichi Tokyo, salah satu sekolah dasar terbesar dengan fasilitas IT yang sangat lengkap. Ia menyaksikan langsung pembelajaran matematika modern yang memadukan teknologi dengan pendekatan konseptual mendalam.
“Saya melihat siswa kelas I belajar penjumlahan menggunakan aplikasi di tablet yang terhubung dengan Interactive Flat Panel (IFP).
Satu siswa satu tablet sudah diterapkan sejak pandemi 2020. Buku paket tetap digunakan untuk memperjelas materi, sementara guru menguatkan konsep di papan tulis, yang menariknya masih menggunakan kapur,” tutur Chusnu.
Menurutnya, praktik baik ini menjadi inspirasi untuk diterapkan di Indonesia. “Sekolah ini sudah menerapkan Deep Learning, dan hasilnya bisa dilihat dari capaian PISA siswa Jepang. Inilah praktik yang ingin kami bawa ke Lamongan,” tambahnya.
Sementara itu, Koji Ueda, Direktur SPRIX Indonesia, menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan komitmen nyata SPRIX dalam mendukung peningkatan kemampuan matematika dasar di Indonesia, dimulai dari Kabupaten Lamongan.
“Sebelumnya, SPRIX telah memetakan kemampuan 33 ribu siswa SD dan SMP di Lamongan melalui tes matematika TOFAS secara online pada awal 2024, serta melatih guru-guru secara gratis,” ungkapnya.
Tahun 2025, lanjutnya, program diperluas dengan menghadirkan bimbingan matematika berbasis AI dan pembelajaran daring, yang dapat diakses melalui HP, tablet, Chromebook, maupun laptop. Bahkan, SPRIX juga menggandeng sejumlah perguruan tinggi seperti Universitas Islam Lamongan, Universitas Muhammadiyah Lamongan, dan Universitas Negeri Surabaya untuk memperkuat kompetensi calon guru.
Sebagai tindak lanjut, minggu depan SPRIX akan mendatangkan tutor asli dari Jepang untuk memberikan pelatihan langsung kepada guru dan siswa di Lamongan.
Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, Shodikin, menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya atas capaian ini.
“Kerja sama internasional ini menjadi kebanggaan bagi Lamongan dan Indonesia. Kami siap mempresentasikan praktik baik ini kepada Kemendikdasmen agar pembelajaran matematika ala Jepang bisa menjadi solusi nyata dalam meningkatkan kemampuan numerasi nasional,” tuturnya.
Langkah Dinas Pendidikan Lamongan ini menjadikan kabupaten tersebut pilot project pembelajaran Sansu pertama di Indonesia, sekaligus membuka peluang besar bagi daerah lain untuk meniru model kolaborasi global berbasis inovasi pendidikan.
Reporter: Analisa
Editor: Nur



