Analisajatim.id( Lamongan),- Bupati Lamongan Yuhronur Efendi bersama Jajaran Pemerintah daerah melaksanakan Panen Raya Padi Penerapan MTS (Manajemen Tanam Sehat) di Lahan SL-PHT (Sekolah Lapang Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu) Desa Prijekngablak Karanggeneng.
Bupati Yuhronur Efendi memuji hasil tanam padi yang menggunakan manajemen tanaman sehat tersebut. Menurut beliau apa yang dilakukan petani Prijengablak ini dapat dijadikan inspirasi bagi petani lain, yakni memanfaatkan dana desa untuk kelangsungan ketahanan pangan dengan melaksanakan SL-PHT.
“Tentu yang dilakukan oleh seluruh petani Prijengablak ini dapat menjadi inspirasi bagi petani lain, terlebih menggunakan dana desa untuk ketahanan pangan. Apa yang panjenengan semua lakukan sudah benar, hal ini dapat mengurangi biaya produksi, juga panjenengan secara mandiri bisa membuat pupuk di SL-PHT dengan keterbatasan pupuk subsidi pemerintah. Kemandirian panjenengan ini lah yang memunculkan kearifan lokal yang kadang tidak bisa dilakukan di tempat lain, tapi struggle panjenengan sedoyo bisa melaksanakan dengan sebaik-baiknya, ini termasuk daya juang yang bisa menjadi inspirasi bagi petani lain,” ucap Yuhronur.
Beliau juga memuji cara petani menggunakan agen hayati dalam upaya mengusir hama penyerang padi, seperti halnya penggunaan rubuha (rumah burung hantu), hingga Keong Emas dan kotoran sapi.
“Ini bisa menjadi pengalaman baru, biasanya tikusnya bahkan tidak menyisakan hasil padi untuk petani, karena menggunakan Gondang (keong emas) terus ditambahi kotoran sapi dan sebagainya sekarang tikusnya gak doyan (tidak berselera makan padi). artinya apa termasuk hama-hama yang lain dapat diatasi dengan agen hayati dengan biosaka dan sejenisnya,” tambahnya.
Dilaporkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Moch. Wahyudi, tantangan musim panen padi 2023 di tengah ancaman el nino ini tidak mudah, harus dimitigasi dan diantisipasi dengan langkah konkrit. Beberapa langkah konkrit yang sudah dilakukan diantaranya percepatan tanam, penggunaan varietas tahan kering/adaptif kondisi kurang air, sekolah iklim, mendukung dengan berbagai kegiatan seperti bantuan benih, pupuk, pengendalian hama dan penyakit tumbuhan, dukungan alat mesin pertanian, juga penyediaan infrastruktur.
“Selain itu, adanya inovasi untuk menjaga dan meningkatkan produksi tanaman padi telah dilakukan yakni dengan inovasi Manajemen Tanaman Sehat (MTS) dengan pemanfaatan bahan organik, budidaya padi hibrida di lahan tadah hujan/kering, dan peningkatan indeks pertanaman melalui optimasi lahan. Melalui kolaborasi inklusif mari kita wujudkan ketahanan pangan dan pertanian Lamongan mandiri tangguh progresif (Kepal Mantap),” lapor Wahyudi.
Pada kesempatan yang sama, Muslikh yang merupakan salah satu petani Prijengablak menceritakan pengalamannya mendapatkan pendidikan di SL-PHT. Ia mengaku akan menyesal jika sehari saja tidak mengikuti kelas pertanian.
“Alhamdulillah dengan bimbingan Pak H. Hamim (Guru SL-PHT) sawah saya 300 hektar yang dulunya menggunakan menggunakan 3 sak pupuk urea, 4 pupuk phonska, dan 1 SP-36, berkat pengajaran di sekolah lapang sekarang menggunakan pupuk organik. Alhamdulillah tanaman saya sehat, tidak terserang penyakit, anakannya pun banyak, rata-rata 23 sampai 25,” tutupnya.
Editor Ind
Publisher. Nur