Mojokerto || Analisajatim.id,- Mencetak generasi milenial yang memiliki rasa kebhinekaan ditengah derasnya kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi yang memberikan pengaruh pada nilai kebangsaan atau nasionalisme menjadi perhatian khusus dari Kesbangpol kabupaten mojokerto.
“Menumbuhkan nilai kebhinekaan dalam berbangsa adalah kunci utama dalam menjaga keutuhan negara, apalagi di kalangan mahasiswa baru, perlu filter khusus untuk menjaga bibit intoleran agar tidak muncul,” kata Kabid Kewasdaan Nasional dan Penanganan Konflik Kabupaten Mojokerto, Drs. Roul Amrulloh.
Hal itu dia katakan dalam acara Pencegahan serta Penanganan Intoleransi dan Radikalisme, di Universitas Islam Mojokerto seperti dikutip dari keterangan persnya, Selasa (3/10/2023).
Lebih lanjut, Bang Roul sapaan akrabnya mengatakan, Mahasiswa baru perlu memiliki mental kepribadian yang kuat, bersemangat, ulet, pantang menyerah, disiplin, inovatif dan bekerja keras, untuk dapat menjadikan bangsanya menjadi bangsa yang kuat dalam menangkal bibit radikalisme.
“Sebab, generasi muda adalah komponen bangsa yang paling strategis posisinya dalam memainkan proses transformasi karakter dan tata nilai toleransi di tengah-tengah derasnya informasi di tahun pilitik ini,” jelasnya
Oleh karena itu, seyogyanya ada upaya antisipasi untuk menyikapi kondisi tersebut. Pasalnya, jika generasi terus hanyut dalam arus kebebasan informasi tanpa memikirkan revitalisasi nilai-nilai kebangsaan, sehingga bibit intoleransi melahirkan paham radikalisme yang dapat mengancam keuntuhan bangsa.
“Mahasiswa baru di universitas islam mojokerto harus menjadi peran penting dalam menjaga karakter bangsa melalui rasa toleransi,” beber Bang Roul.
Lebih jauh, Bang Roul menguraikan, Generasi milenial harus mampu membangun kembali karakter bangsa di tengah derasnya arus globalisasi, terutama
ketika erosi karakter positif bangsa dihadapkan pada gejala penguatan mentalitas negatif, seperti malas, koruptif dan sebagainya.
“Disamping itu, generasi milenial saat ini juga dituntut untuk mengambil peran sebagai pemberdaya karakter dengan menjadi role model dari
pengembangan karakter bangsa yang positif. Tetapi, pengembangan karakter positif bangsa juga menuntut adanya modifikasi dan rekayasa
yang tepat disesuaikan dengan perkembangan jaman,” tutupnya. (Dian)