Analisajatim.id | Blora — Perum Perhutani KPH Randublatung terima kunjungan Mahasiswa Universitas Lampung (UNILA) dan Universitas Nusa Bangsa (UNB) dalam bimbingan Universitas Gajah Mada lakukan Praktek Pengamatan Pemanenan Tebangan. Selasa, (06/08/2024).
Bertempat di pt 80 D luas 13,2 Ha Tanaman tahun 1990 BKPH Beran RPH Bodeh KPH Randublatung. Administratur KKPH Randublatung Herry Merkusiyanto Putro yang diwakili oleh Kepala Seksi Produksi dan Ekowisata Suwarno menerima kunjungan Mahasiswa Universitas Lampung dan Universitas Nusa Bangsa dalam bimbingan Universitas Gajah Mada untuk melaksanakan kegiatan Praktek Pemanenan Tebangan. Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala seksi PE, Asper KBKPH Beran, KSS Penguji, KSS Produksi, KRPH Bodeh, Dosen dan Asisten Dosen dan 105 Mahasiswa dari UNILA dan UNB.
Dalam kesempatan tersebut Kepala Seksi Produksi dan Ekowisata, Suwarno menyampaikan bahwa kegiatan pemanenan tebangan di KPH Randublatung itu ada 5 (lima) jenis tebangan yaitu Tebangan A yang berasal dari hutan Produktif yang ditebang berdasarkan daur untuk saat ini daur 60 tahun, Tebang B yang berasal dari hutan tidak produktif pada tanaman – tanaman bertumbuhan kurang, Tebang C dengan melakukan tukar menukar karena suatu hal yang penting dan dibutuhkan, Tebang D berasal dari Bencana Alam, Jalur Penerangan, Penelitian dan lain-lain. Serta tebang E atau tebang penjarangan yang tujuan utamanya adalah silvikultur dan untuk mendapatkan tegakan yang baik pada akhir daur.
Dalam pelaksanakan tebangan ini ada 3 hal harus di perhatikan yaitu dari sisi Perencanaan, Persiapan dan dari sisi pelaksanaan.
“Dari sisi Perencanaan tebangan ini sebelum di tebang sudah kita rencakan dua tahun yang lalu melalui Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH) jangka 10 tahun. Di dalam RPKH tersebut data petak – petak yang akan direncanakan untuk ditebang sudah ada kemudian kita himpun dengan membuat Rencana Teknik Tahunan (RTT),” jelasnya.
Beberapa persiapan yang dilakukan yaitu membuat Rencana Operasional (RO) atau Looging Pland, menghitung biaya atau anggaran yang akan digunakan, menghitung ulang pohon yang akan di tebang atau Her klem, Pemasangan barkot yang berfungsi untuk lacak balak.
“Dari sisi pelaksanakan yang harus dilakukan yaitu SPK Surat Perintah Tebang, penyediaan tenaga kerja local, memperhatikan factor social, lingkungan/ekologi dan factor produksi, kegiatan selamatan atau bancaan, dan kemudian penebangan dengan menentukan arah rebah ini untuk menghidari pecah banting yang signifikan,” terangnya.
Iik Sugiyanto, KSS Penguji Kayu menambahkan bahwa disamping arah rebah yang perlu diperhatikan adalah urutan dalam proses pembagian batang. Karena, dari pembagian batang tersebut harus bisa memberikan nilai tambah dan yang laku di pasaran.
“Hal pertama setelah kayu ditebang yang harus dilakukan adalah Kepras banir, pemangkasan cabang, tonjolan – tonjolan yang mengganggu, tandai Sortimen A III, A II dan A I dan batas kelas harga ( diameter ), tentukan Status Vi, Hara dan IN, Prioritas pembagian batang agar di peroleh produktifitas dan volume kayu yang bernilai jual tinggi, pembagian batang dari pangkal ke ujung harus benar, Penandaan kayu dengan cat/ter, Administrasi Tata Usaha Hasil Hutan,” tambahnya.
Sadam Maulana, M Asisten Dosen menyampaikan terima kasih kepada segenap jajaran management Perum Perhutani KPH Randublatung yang sudah berkenan menyambut dan memberikan ijin untuk melakukan kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) tentang pengamatan pemanenan tebangan kayu.
“Terima kasih juga atas materi – materi yang sudah diberikan oleh Pak kasi Produksi dan Pak KSS Pengujian kayu semoga apa yang sudah bapak berikan dan memberikan pemahaman dan bekal ilmu untuk adik – adik mahasiswa ke depan. Kami juga berharap hasil yang diperoleh dalam praktek kerja lapangan ini nanti dapat bermanfaat setelah lulus nanti. Sekali lagi terima kasih dan mohon maaf jika kami bersama adik -adik dalam melaksanakan kegiatan ini ada hal – hal yang kurang berkenan baik dari tutur kata maupun prilaku kami,” ungkapnya. **