Surabaya|Analisajatim.id, – Kepolisian Daerah Jawa Timur menggelar rapat koordinasi (Rakor) pengamanan kegiatan budaya Suro dan Suran Agung yang rutin dilaksanakan setiap tahun. Kegiatan ini memiliki makna spiritual dan budaya tinggi, serta melibatkan ribuan anggota dari PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE (PSHT) dan PSHT Mawar (PSHTMW). Senin (16/06/2025)
Kapolda Jawa Timur dalam arahannya menyampaikan pentingnya kegiatan Suro berkembang menjadi lebih tertib dan berdampak positif bagi masyarakat luas.

> “Giat Suro ini harus berkembang ke arah yang lebih baik. Bila dikemas dengan tertib dan aman, akan memberikan dampak positif seperti tumbuhnya UMKM karena meningkatnya jumlah penonton dan wisatawan lokal,” ungkap Kapolda Jatim.
Kapolda juga mengapresiasi inisiatif pembentukan satuan tugas (Satgas) pengamanan internal dari berbagai perguruan sebagai bentuk sinergi dalam menciptakan suasana aman selama peringatan Suro.

Ia berharap tidak ada lagi konflik antarperguruan seperti yang pernah terjadi di masa lalu, dan agar pencak silat dapat benar-benar menjadi budaya luhur yang dibanggakan bersama.
—
Paparan Kapolres Madiun Kota dan Kabupaten
Dalam Rakor tersebut, Kapolres Madiun Kota memaparkan rencana pengamanan untuk kegiatan:
Malam tirakatan 1 Suro, Pengesahan warga baru PSHT di Padepokan Jalan Merak, Titik-titik rawan dan lalu lintas seputar lokasi kegiatan.
Sedangkan Kapolres Madiun Kabupaten menyoroti:
Basis massa PSHT dan PSHTMW di tiap kecamatan, Evaluasi konflik yang pernah terjadi antar perguruan, Strategi pencegahan potensi bentrokan dan penyekatan arus massa.

—
Arahan Dirintelkam dan Karo Ops Polda Jatim
Direktur Intelkam dan Karo Ops Polda Jatim turut memaparkan aspek teknis pengamanan, meliputi:
Pola pengamanan gabungan TNI-Polri dan instansi terkait, Pemetaan wilayah rawan, Penempatan personel dan langkah preventif.
—
Sinergi Pemerintah Daerah dan Kesbangpol
Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Timur turut hadir dan menyampaikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Suran Agung yang tertib dan aman.
Ia juga menyarankan razia intensif terhadap peredaran minuman keras dan kendaraan berknalpot brong yang berpotensi memicu konflik.

Komitmen dari PSHT dan PSHTMW
Ketua Umum PSHT menjelaskan bahwa proses pengesahan tahun ini akan dilaksanakan secara desentralisasi di berbagai cabang dalam dan luar negeri. Di Jawa Timur sendiri, jumlah siswa yang akan disahkan mencapai lebih dari 40.000 orang, dengan hanya sekitar 500 dewan pengesah. Oleh karena itu, diperlukan waktu yang cukup dan pengertian dari semua pihak.
Acara tirakatan akan dilaksanakan di masing-masing cabang dan ranting, sebagai bentuk pelestarian nilai-nilai spiritual dan tradisi.

Sementara itu, perwakilan PSHTMW menyampaikan rangkaian kegiatan mereka sebagai berikut:
3 Juli: Tirakatan terbatas (100–200 orang),
4 Juli: Kirab pusaka,
5 Juli: Tasyakuran sore hari,
6 Juli: Puncak acara Suran Agung dengan kehadiran ribuan warga dari berbagai daerah.
Penegasan Polda Jatim: Budaya dan Keamanan Harus Berjalan Beriringan
Polda Jatim menegaskan komitmennya untuk terus mendukung kegiatan pelestarian budaya, termasuk pencak silat, dengan tetap mengedepankan ketertiban umum dan keamanan.
Dengan sinergi aparat, perguruan pencak silat, serta dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah daerah, kegiatan Suro dan Suran Agung tahun ini diharapkan berlangsung lebih aman, damai, dan membanggakan bagi Jawa Timur serta Indonesia.
Editor : Nur
Published : Red



