Analisajatim.id | Lamongan,– Ribuan orang Mendatangi menyaksikan pengesahan 2.291 warga baru Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Lamongan. Bertempat di Gedung Padepokan Sasana Manggala Krida bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1446 Hijriah, Selasa (09/7/2024) malam.
Tampak hadir, Dr. H. Yuhronur Efendi, MBA, Kangmas Budi (BK),Umar Buwang, Kangmas Husain, Dr.R. Chusnu Yuli Setyo, M.Pd.Sekretaris Dinas Pendidikan Lamongan,H. Ujik Silvian Efendi S.T ,MM.Sejumlah unsur aparat TNI dan Polri serta tamu undangan lainnya juga hadir dalam acara itu.
Dalam sambutan di acara pembukaan pengesahan itu, Ketua Cabang SH Terate Kangmas Harto.S.Pd.,MM, berharap calon warga baru SHT (Setia Hati Terate) yang akan disahkan mendapat limpahan rahmat dan ridho-Nya.
Kangmas Harto.S.Pd.,MM, menambahkan, mereka menjadi warga Setia Hati Terate yang berbudi luhur, jujur, tahu benar dan salah, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Warga SH Terate harus memberikan kemaslahatan di lingkungan saudara berada,”ujarnya.
Kangmas Harto.S.Pd.,MM berpesan, warga SH Terate perlu memahami kalimat Mukadimah, “Dalam pada itu, Setia Hati sadar dan meyakini bahwa sebab utama dari segala rintangan dan malapetaka serta lawan kebenaran hidup yang sesungguhnya bukanlah insan, makhluk, atau kekuatan di luar dirinya, dalam hal ini adalah nafsu pada diri kita. Untuk itu, kata kangmas Harto.S.Pd.,MM, kita sebagai warga SH Terate harus dapat mengendalikan nafsu kita masing-masing”,
Dalam kesempatan sama, kangmas Ir Sumiran berpesan, insan warga SH Terate harus memberi kemaslahatan kepada lingkungan dan menjadi suri tauladan serta budi pekerti luhur. “Jagalah selalu persaudaraan di antara warga SHT, yaitu persaudaraan sejati yang tidak mengenal perbedaan suku, agama, status sosial”, pesannya.
Dalam penutup sambutannya, kangmas Harto.S.Pd.,MM, mendo’akan “Semoga PSHT diperkenankan untuk selalu bersemboyan, selama matahari masih bersinar, selama bumi masih dihuni manusia, Selama itu pula Persaudaraan Setia Hati Terate tetap kekal, jaya, abadi selama lamanya”.
Editor Nur