Lamongan|Analisajatim.id – Desa Dibee, Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan, kembali menjadi pusat perhatian setelah ribuan warga memadati tradisi tahunan Sedekah Bumi. Perayaan ini bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan manifestasi rasa syukur mendalam atas limpahan hasil bumi, keselamatan, dan kesejahteraan. Lebih dari itu, Sedekah Bumi menjadi jembatan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta, sekaligus memperkuat ikatan sosial yang diwariskan turun-temurun.
Tradisi berlangsung selama dua hari, 24–25 September 2025, dengan rangkaian acara yang dipimpin langsung Kepala Desa Dibee, Andi Ali. Di bawah koordinasi beliau bersama perangkat desa, setiap tahapan acara berjalan khidmat, tertib, dan meriah. Dedikasi dan partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci keberhasilan perayaan tahun ini.




Rangkaian acara dibuka pada Rabu (24/9) dini hari melalui Tasyakuran di pendopo Pesarean Mbok Ayu Roro Bodjo. Lokasi bersejarah ini menjadi titik awal perayaan dengan doa bersama yang dipimpin tokoh agama, dihadiri Kapolsek Kalitengah IPTU Heri Prasetyo Wibowo, Babinsa Koramil Kalitengah, perangkat desa, serta tokoh masyarakat.
Usai doa, tumpeng dan hasil bumi disajikan. Sajian ini bukan sekadar hidangan, melainkan simbol keberkahan dan pengingat akan karunia Tuhan yang wajib disyukuri bersama.




Malam harinya, ribuan warga kembali berkumpul untuk Doa Bersama Yasin dan Tahlil yang dipimpin KH. Agus Multazam Daud. Tausiyah yang beliau sampaikan mengaitkan ajaran Islam dengan kearifan lokal Jawa, menekankan pentingnya syukur, persatuan, serta gotong royong. Suasana khidmat menyelimuti desa, menyatukan generasi muda hingga lansia dalam energi spiritual yang kuat.
Puncak perayaan berlangsung Kamis (25/9) siang dengan pembagian ambeng besar dan udik-udikan duit di halaman samping Makam Mbok Ayu Roro Bodjo. Ribuan pengunjung dari berbagai daerah tumpah ruah memperebutkan ambeng berisi nasi dan lauk, serta uang receh yang disebar. Tradisi ini menjadi simbol berbagi rezeki, kebersamaan, sekaligus daya tarik budaya yang menyedot perhatian masyarakat luas.
Ketua Panitia, H. Markuwat, menegaskan bahwa Sedekah Bumi adalah pengingat pentingnya menjaga spiritualitas sekaligus identitas budaya bangsa. “Tradisi ini bukan hanya perayaan, tapi juga benteng persatuan dan kebersamaan masyarakat,” ujarnya.
Selain memperkuat ikatan sosial, tradisi ini juga memberi dampak ekonomi positif. Ramainya pengunjung membuka peluang bagi pedagang kecil, UMKM, dan pelaku usaha lokal. Kehadiran ribuan orang menjadikan Sedekah Bumi tak hanya tradisi, tetapi juga motor penggerak ekonomi desa.
Kepala Desa Andi Ali menyampaikan rasa bangganya atas antusiasme warganya.
> “Sedekah Bumi adalah wujud rasa syukur sekaligus komitmen menjaga warisan leluhur. Ini bukan hanya tentang hasil panen, tapi juga tentang kebersamaan, gotong royong, dan persatuan masyarakat Desa Dibee,” tegasnya.
Tradisi Sedekah Bumi di Desa Dibee tahun ini tidak hanya sukses secara penyelenggaraan, tetapi juga berhasil menanamkan kembali nilai syukur, persatuan, dan cinta budaya kepada seluruh masyarakat.
Dengan semangat kebersamaan yang terpancar, Sedekah Bumi 2025 meninggalkan kesan mendalam, memperkuat identitas budaya, sekaligus memastikan warisan leluhur tetap terjaga untuk generasi mendatang.
Reporter: Analisa
Editor: Nur



