Analisajatim.id | Blora — Taman Desa Wisata Kedung Kotos Desa Ngliron Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora yang terletak di lahan Perhutani KPH Randublatung BKPH Ngliron RPH Kedungringin Petak 39 C dengan Luas Baku 9,70 Hektare terlihat tak seindah namanya. Pasalnya, Taman Desa Wisata Kedung Kotos yang dibangun sekitar tahun 2022 tersebut terlihat terbengkalai atau mangkrak dan tidak terawat.
Terlihat, di lokasi tersebut ada 5 Gasebo yang dipenuhi semak belukar, seolah tak pernah tersentuh oleh manusia.
Salah Seorang warga setempat yang berada di warung sekitar taman Kedung Kotos inisial R (50) saat ditemui awak media mengatakan prihatin dengan adanya bangunan Desa Wisata yang mangkrak dan tak terawat.
“Eman-eman mas, Bangunan dibangun kok gak diopeni. Kudune kan diresiki, dalane didandani, digrosok ben disobo menungso (Sangat disayangkan mas, sudah dibangunan kok tidak dirawat. Harusnya dirawat, dibersihkan, jalannya dibenahi, digrosok biar dikunjungi manusia),” ucapnya, Selasa (15/4/2025).

Sementara itu, Sekretaris Desa Ngliron, Jatmiko saat dikonfirmasi di kantornya mengatakan tidak tahu menahu soal pembangunan taman Desa Wisata Kedung Kotos.
“Saya tidak tahu mas tentang pembangunan Taman Desa Wisata Kedung Kotos. Semua yang mengerjakan kepala Desa,” ucapnya.
Mengenai lokasi tersebut berada di lahan Perhutani, pihaknya berencana akan melakukan kerjasama setelah wisata tersebut berjalan dan berkembang.
Dirinya juga menjelaskan, untuk pengelolaannya akan diserahkan ke pengurus BUMDes setempat.
“Kami sudah pernah mengumpulkan dan merapatkan untuk membahas terkait pengelolaan wisata tersebut, namun masyarakat belum ada yang merespon untuk membuka usaha di situ. Mungkin, kalau sudah dibersihkan lokasinya dan ada warungnya ya bisa berjalan dan berkembang baru akan mengajukan kerjasamanya dengan pihak Perhutani,” tandasnya.
Apabila potensi wisata dikelola secara maksimal, tak ayal dapat menciptakan lapangan kerja, memperkuat ekonomi lokal, berkontribusi terhadap pengembangan infrastruktur lokal, dapat membantu melestarikan lingkungan alam serta aset budaya dan tradisi, dan mengurangi kemiskinan. (Jay)



