AnalisaJatim.id || Lamongan,- Pemerintah Kabupaten Lamongan melalui BKPSDM Lamongan berkolaborasi dengan Institut Agama Islam (IAI) Tarbiyatut Tholabah Lamongan gelar seminar keadilan gender untuk mewujudkan Indonesia yang maslahat, bermartabat, dan ramah anak, yang dilaksanakan di Aula Gajah Mada, Lt. 7 Pemda Lamongan, Senin (21/8/2023).
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Lamongan, Sodikin, saat membuka seminar, berharap, seminar ini dapat menunjang pemahaman pejabat pemerintahan akan perwujudan keadilan dan kesetaraan antara laki-laki dengan perempuan, sesuai dengan visi pemerintah yakni terwujudnya kejayaan Lamongan yang berkeadilan.
“Gender dan pemberdayaana pada perempuan. Nanti, setelah seminar ini di lingkungan kerja dan rumah tidak hanya menjadi sekedar cerita, namun di aplikasikan. Dan jangan sampai perempuan kalau sudah berdaya, menjadi tidak bermaslahat, menjadi berani, merasa berkuasa kepada suaminya,” kata Solikin.
Kolaborasi pentahelix antara pemerintah selaku pemangku kebijakan dengan institusi pendidikan sebagai akademisi pendidik tersebut, ditujukan untuk menciptakan energi setta membangun kesetaraan gender sebagai peningkatan kualitas SDM guna terwujudnya generasi unggul di Kabupaten Lamongan.
Diikuti lebih dari 200 peserta dari lingkungan pejabat pemerintahan se-Kabupaten Lamongan yang didominasi oleh laki-laki, mendapat apresiasi dari IAI Tabah Lamongan. Pasalnya, menurut Nur Khakim – Pimpinan IAI Tabah Lamongan, gender terkadang di normalisasikan untuk perempuan, padahal gender tidak hanya soal perempuan namun juga tentang laki-laki.
Sependapat dengan hal tersebut, Ketua Lembaga PSGA IAI Tabah, Dini Amalia, dalam materi seminarnya terkait berdaya dan setara demi sejahtera bersama, bahwa “kesetaraan” berbeda halnya dengan “sama”. Sebab, Kesetaraan gender merupakan kondisi perempuan dan laki-laki dapat memiliki kondisi yang setara/seimbang untuk mewujudkan secara penuh hak-hak asasi dan potensinya bagi pembangunan di segala bidang kehidupan. Yang dibuktikan dalam 4 hal yakni akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat.
“Dalam lingkungan keteraan gender dapat diwujudkan mellaui berbagai hal contohnya, memenuhi hak-hak ketenagakerjaan, melibatkan perempuan dalam pengambilan keputusan, memberi gaji yang sama sesuai dengan beban kerja, memberikan kesempatan jenjang karir yang sama, memberikan perlindungan terhadap laki-laki dan perempuan,” ucapnya.
Sementara, Wardatun Karomah selaku Dosen di IAI Tabah mengungkapkan, kesetaraan gender terbangun dimulai dari rumah atau lingkungan keluarga. Keluarga menjadi pondasi paling dasar dalam pematangan karakter individu dalam membangun interaksi sosial.
Hubungan kausalitas permasalahan sosial dengan keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak, dengan adanya fungsi-fungsi keluarga mulai dari keagamaan, sosial budaya, reproduksi, pendidikan, ekonomi, melindungi, pembinaan hingga lainnya akan menciptakan harmonisasi, sehingga tercapai kesejahteraan dan ketahanan keluarga. Keluarga menjadi pendidikan pertama dan utama, apabila hak-hak anak dipenuhi hak istri terpenuhi, hak suami terpenuhi, akan menciptakan sikap, mental, perilaku, dan cara pandang yang tapat,” pungkasnya.( Himawan)