Lamongan|Analisajatim.id,- Sejumlah ulama dan tokoh di Lamongan berhimpun untuk membentuk organisasi Perjuangan Walisongo Indonesia – Laskar Sabilillah (PWI-LS) Kabupaten Lamongan. PWI-LS adalah organisasi berskala nasional yang sekretariat kantor pusatnya berlokasi di Jakarta.
Mereka berkumpul di Pondok Pesantren Nurul Huda Dusun Ngaglik Desa Sidomulyo Kecamatan Mantup Lamongan. Di pesantren yang di asuh oleh KH.Abdul Jalil,SH. atau yang Akrab disebut Gus Jalil itu mereka membicarakan rencana pergerakan perjuangan Wali songo di Kabupaten Lamongan. Selaku Tuan Rumah sekaligus penggagas gerakan ini, Gus Jalil mengatakan bahwa inti dari tujuan gerakan ini adalah untuk mendukung Perjuangan Walisongo untuk kembali memuliakan para keturunan wali songo dan para kyai pribumi.
“Gerakan ini juga bertujuan merapatkan barisan para kyai, santri dan umat islam berhaluan Ahlussunnah Waljama’ah ala Nahdlatul Ulama (NU) agar kembali menghidupkan tradisi dan peradaban agama para wali songo,” kata KH Abdul Jalil,SH. Senin (26/08/2024).
Selain itu, yang sangat penting, lanjut Gus Jalil, adalah untuk menangkal gerakan para oknum imigran yang sudah terbukti membelokan sejarah NU, sejarah bangsa, dan banyak klaim sesat mengklaim para tokoh pejuang bangsa sebagai klan mereka. Jadi, gerakan PWI-LSI ini, lanjut Gus Jalil, untuk menjaga NKRI dari paham sesat ajaran yang membahayakan umat islam khususnya NU.
KH. Abdul Jalil,SH. adalah Pembina Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LPDNU) sekaligus Da’i Polda Jatim dan Pengurus Cabang NU Kab. Lamongan, yang kerap diundang berceramah ke berbagai daerah Dalam dan luar kota juga Luar pulau. Di PWI-LS Lamongan, KH Abdul Jalil,SH. juga ditunjuk sebagai Ketua Umum.
Gus Jalil juga menyampaikan bahwa sejumlah ulama dan tokoh telah bergabung dalam gerakan membangun PWI-LS Kabupaten Lamongan. Mereka antara lain ada KH. Sa’id Humaidi,SH.yang sehari-hari menjadi pengurus NU Kabupaten Lamongan, Ada juga Mantan Ketua Jam’iyyah NU Cabang Lamongan KH. Bi’in Abdussalam.
Selain itu masih banyak lagi Ulama dan Tokoh Lamongan yg bergabung dengan organisasi ini,terutama Dzuriyah asli dari Kasepuhan Sunan Drajat pun ikut bergabung, dan banyak lagi dari berbagai kalangan dan berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari pengasuh pondok pesantren, Jajaran Syuriyah maupun tanfidiyah NU dari beberapa anak cabang di Lamongan, Banser,berbagai perguruan Pencak silat yang ada Mantan Kepala Desa, Tokoh Seni dan budaya, intelektual, dan juga akademisi.
KH Said Humaudi,SH. yang dikenal sebagai tokoh Pergerekan dan juga Ulama yg sangat menjunjung nilai-nilai Pancasila, mengatakan bahwa ia terpanggil untuk membela para ulama pribumi yang dianggapnya telah dijajah asing.
“Sebagai putra Pertiwi yang mempunyai jiwa kebangsaan, kini saatnya kita ekspresikan jati diri sebagai generasi pewaris para ulama dan waliyulloh,” katanya.
“Nusantara kita ternyata masih meninggalkan sisa-sisa kelompok pemikiran penjajah yg ingin membelokkan sejarah asli Indonesia. Keluguan, ketawadlu’an etika tatakrama yang tinggi masyarakat kita itu dimanfaatkan oleh penjajah spiritual dengan menganggap masyarakat kita sebagai bangsa yang harus di bawah mereka seperti perbudakan. Inilah yang menjadikan saya ingin membangun PWI LS sebagai bentuk perlawanan kita, terhadap mereka para okenum habaib yang mengaku dzuriyah nabi,” papar KH Syaid Humaudi,SH .
Gus Jalil juga mengatakan bahwa sampai berita ini terbit, sudah ada sekitar 100 orang ulama dan tokoh masyarakat Lamongan yang bergabung dalam gerakan ini.
Dalam waktu dekat, kata Gus Jalil, mereka akan segera dilantik menjadi pengurus PWI-LS Kabupaten Lamongan, dan segera bergerak sesuai dengan tujuannya.
Di kesempatan yang sama KH. Bi’in Abdussalam juga menyatakan merasa khawatir ke depan akan terjadi lagi penyerangan terhadap para ulama NU seperti terjadi di Karawang, oleh karena itu PWI-LS harus bergerak melindungi ulama NU dan menyadarkan umat agar tak bisa diprovokasi oleh oknum-oknum yang ingin mengadu domba.(*/Sir)
Editor : Nur